Loading
Ilustrasi bibit siklon tropis 96S yang dirilis BMKG. (Sumber: BMKG)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dipicu oleh dampak tidak langsung Siklon Tropis Wipha. Imbauan ini khususnya ditujukan bagi warga di wilayah pesisir serta pelaku kegiatan pelayaran.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, menyampaikan bahwa siklon tropis tersebut saat ini terpantau berada di sekitar 19,9° Lintang Utara dan 119,7° Bujur Timur. “Kecepatan angin maksimum mencapai 45 knot atau setara 85 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum sebesar 985 hPa,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (19/7/2025).
Siklon Bergerak Menjauh, Tapi Dampaknya Tetap Terasa
Meski diperkirakan akan menguat menjadi siklon kategori 2 dan bergerak menjauhi wilayah Indonesia ke arah barat-barat laut, Siklon Wipha yang terbentuk di utara Filipina tetap membawa dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia.
BMKG memprediksi angin kencang berpotensi terjadi di sejumlah daerah pada 19–20 Juli 2025, termasuk:
Kepulauan Riau
Kalimantan Utara
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Kondisi ini berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat, terutama yang bergantung pada sektor transportasi laut dan perikanan tradisional.
Gelombang Laut Tinggi Ancam Sejumlah Perairan
Selain angin kencang, gelombang laut setinggi 1,25 hingga 2,5 meter juga diperkirakan terjadi di berbagai wilayah perairan Indonesia, antara lain:
Laut Sulawesi
Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud
Laut Maluku
Samudra Pasifik utara Maluku dan Papua Barat
Selat Makassar bagian utara dan tengah
BMKG mengimbau agar pelaku pelayaran, nelayan, serta operator kapal untuk memperhatikan prakiraan gelombang laut sebelum melakukan aktivitas di laut. Jika kondisi tidak memungkinkan, pelayaran sebaiknya ditunda demi keselamatan.
Pantau Informasi Cuaca Resmi
Perubahan cuaca akibat dinamika atmosfer, terutama yang dipengaruhi sistem siklon di kawasan regional, bisa terjadi secara cepat. Oleh karena itu, BMKG meminta masyarakat untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca dari sumber resmi BMKG.