Selasa, 30 Desember 2025

Skrining Kesehatan ASN DKI Jakarta Temukan 62 Persen Alami Obesitas, Pemprov Luncurkan Program BERJAGA


  • Minggu, 20 Juli 2025 | 16:00
  • | News
 Skrining Kesehatan ASN DKI Jakarta Temukan 62 Persen Alami Obesitas, Pemprov Luncurkan Program BERJAGA ASN berolahraga Bersama di Jakarta, Sabtu. (Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan perhatian serius terhadap masalah obesitas di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) karena berkaitan erat dengan risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati menyampaikan, Pemprov telah melakukan skrining kesehatan yang melibatkan hampir 10 ribu ASN pada tahun 2024. Hasilnya, 62,09 persen ASN mengalami obesitas, dengan 40,03 persen berada pada kategori obesitas tingkat I dan 22,06 persen pada tingkat II.

Pemeriksaan kesehatan juga mencakup pengukuran tekanan darah, kebugaran jasmani, serta kadar gula darah, dan tidak hanya fokus pada kesehatan fisik tetapi juga mental.

 

Berdasarkan pengukuran menggunakan alat SRQ-29 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 15,03 persen ASN terindikasi memiliki potensi masalah kesehatan mental, mulai dari gejala emosional ringan hingga gangguan tidur.

"Meski belum merupakan diagnosis medis, hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional," kata Ani.

Sementara itu, dari sisi kebugaran, hanya 9,6 persen ASN yang masuk kategori "baik" atau "baik sekali" berdasarkan uji "Rockport Walk Test" yang mengukur kebugaran jantung-paru.

Mayoritas ASN berada pada kategori "cukup" hingga "kurang", yang menandakan perlunya peningkatan aktivitas fisik di lingkungan kerja.

Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkomitmen meningkatkan kesehatan ASN untuk menghadirkan pelayanan publik yang lebih optimal bagi masyarakat.

Salah satu upaya tersebut diwujudkan melalui program Jakarta BERJAGA (Bergerak, Bekerja, Berolahraga dan Bahagia) yang mengampanyekan gaya hidup sehat. Program ini mengajak ASN dan masyarakat umum untuk berjalan kaki minimal 7.500 langkah setiap hari selama 21 hari berturut-turut.

Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan risiko PTM seperti jantung, stroke, diabetes dan kanker, sekaligus mendorong deteksi dini terhadap masalah psikologis yang kerap luput dari perhatian.

"Kegiatan ini dirancang untuk menurunkan risiko penyakit tidak menular sekaligus mendorong deteksi dini masalah psikologis yang sering kali tidak disadari," ujar Ani.

Melalui program Jakarta BERJAGA, Pemprov DKI berharap ASN dapat meningkatkan kebugaran fisik demi mendukung kinerja pelayanan publik.

Untuk memotivasi ASN mencapai berat badan ideal, diluncurkan pula gerakan edukatif bertajuk "Challenge Downgrade Ukuran Bajumu".

Pemprov juga menyiapkan Agen Perubahan (Agent of Change) PTM dan membuka layanan konseling kesehatan di kantor-kantor layanan publik.

Di bidang kesehatan mental, layanan konsultasi daring JakCare diperluas sebagai bagian dari program prioritas Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno.

Layanan ini menyediakan akses telekonsultasi yang gratis dan mudah dijangkau oleh ASN maupun masyarakat.

Dari sisi regulasi, Pemprov DKI menguatkan upaya pengendalian PTM melalui Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2021 dan Instruksi Kepala Dinas Kesehatan Nomor 6 Tahun 2022.

Kemudian, sebagai bentuk perluasan layanan promotif, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) kini juga dibuka untuk masyarakat umum.

Sebanyak 44 Puskesmas dan 23 Puskesmas Pembantu disiagakan untuk melayani pemeriksaan kesehatan dasar secara menyeluruh.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru