Selasa, 30 Desember 2025

Kemenhub Kaji Subsidi Angkutan Feeder untuk Tekan Ongkos Transportasi Harian


  • Jumat, 08 Agustus 2025 | 21:00
  • | News
 Kemenhub Kaji Subsidi Angkutan Feeder untuk Tekan Ongkos Transportasi Harian Direktur Jenderal Integrasi Transportasi Multimoda Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal (tengah) dalam diskusi Masa Depan Mobilitas Kota: Integrasi Antarmoda Menuju Transportasi Publik yang Ramah dan Terhubung di Jakarta, Jumat (8/8/2025). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mempertimbangkan langkah strategis untuk menekan biaya transportasi harian masyarakat. Salah satu opsi yang dibahas adalah pemberian subsidi pada angkutan pengumpan (feeder) agar ongkos perjalanan, terutama di wilayah perkotaan dan penyangga, bisa lebih terjangkau.

Direktur Jenderal Integrasi Transportasi Multimoda Kemenhub, Risal Wasal, menjelaskan bahwa biaya perjalanan sering kali membengkak pada tahap awal dan akhir perjalanan, atau yang dikenal sebagai first mile dan last mile.

“Kita melihat, mungkin selama ini subsidi belum diarahkan ke feeder. Ini yang sedang kita bicarakan, supaya ongkos masyarakat bisa ditekan,” ujar Risal di Jakarta, Jumat (8/8/2025).

Isu mahalnya ongkos transportasi harian, khususnya bagi para pekerja yang melakukan perjalanan komuter dari rumah ke kantor, belakangan ramai diperbincangkan di media sosial. Berdasarkan data FAKTA Indonesia, Depok dan Bekasi tercatat sebagai kota dengan biaya transportasi umum bulanan tertinggi di kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek), yakni menembus lebih dari Rp1 juta per bulan.

Risal menilai, upaya menghadirkan transportasi umum yang terintegrasi, murah, dan nyaman masih menghadapi sejumlah tantangan. Hambatan tersebut mencakup aksesibilitas dan konektivitas antarmoda, integrasi jaringan layanan, perencanaan tata ruang, sistem tarif dan pembiayaan, hingga ketersediaan informasi transportasi yang memadai.

Menurutnya, pemerintah tidak hanya berfokus pada penurunan tarif, tetapi juga pada peningkatan pendapatan masyarakat serta penyediaan transportasi umum yang seamless, tanpa hambatan dan gangguan.

Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, turut menekankan pentingnya kebijakan yang berpihak pada kebutuhan publik. Ia menilai bahwa di Jakarta, fasilitas transportasi umum sudah cukup baik dan terjangkau, namun di daerah banyak angkutan kota yang tidak lagi beroperasi.

“Kondisi di daerah harus menjadi perhatian. Transportasi yang murah dan memadai tidak boleh hanya dinikmati warga ibu kota,” kata Djoko dikutip Antara.

Jika subsidi feeder dapat direalisasikan, diharapkan mobilitas masyarakat menjadi lebih efisien dan beban ongkos transportasi harian dapat berkurang signifikan.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru