Loading
Ilustrasi - Pemerintah menegaskan komitmennya menekan angka pengangguran di Indonesia. (Jawapos.com)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Pemerintah menegaskan komitmennya menekan angka pengangguran di Indonesia. Presiden Prabowo Subianto mematok Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2026 berada di kisaran 4,44–4,96 persen, sebagai bagian dari sasaran pembangunan nasional.
“Target ini diharapkan terus menurun agar semakin banyak masyarakat yang terserap di dunia kerja,” ujar Presiden Prabowo saat menyampaikan Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Sasaran Pembangunan Lain
Selain target pengangguran, pemerintah juga menetapkan sejumlah indikator makro dan sosial, di antaranya:
Rasio gini: 0,77–0,38
Tingkat kemiskinan ekstrem: 0–0,5%
Tingkat kemiskinan: 6,5–7,5%
Indeks Modal Manusia: 0,57
Indeks Kesejahteraan Petani: 0,7731
Proporsi penciptaan lapangan kerja: 37,95%
Asumsi Ekonomi 2026
Dalam APBN 2026, pemerintah menetapkan asumsi makro sebagai acuan perencanaan:
Pertumbuhan ekonomi: 5,4%
Inflasi: ±2,5%
Suku bunga SBN 10 tahun: 5,4%
Kurs rupiah: Rp16.500/US$
Harga minyak mentah Indonesia: US$70/barel
Lifting minyak mentah: 610 ribu barel per hari
Lifting gas bumi: 984 ribu barel setara minyak per hari
Menurut Prabowo, seluruh target ini akan dicapai melalui pengelolaan fiskal yang sehat, transformasi ekonomi yang efektif, dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Sidang Paripurna DPR
Pidato kenegaraan ini disampaikan dalam Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2025–2026 yang dihadiri 473 anggota DPR dari seluruh fraksi. Sidang dibuka dan ditutup oleh Ketua DPR RI Puan Maharani, serta dihadiri jajaran pimpinan lembaga negara dan menteri Kabinet Merah Putih dikutip Antara.