Loading
Presiden Prabowo Diminta Batalkan Kunjungan ke China. (Kompas)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Presiden RI Prabowo Subianto mendapat desakan untuk membatalkan rencana kunjungan kenegaraan ke China di tengah situasi dalam negeri yang tengah memanas akibat gelombang demonstrasi di berbagai kota.
Permintaan tersebut disampaikan oleh mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dino Patti Djalal, melalui unggahan di media sosial X pada Sabtu, 30 Agustus 2025.
Dino menilai bahwa kehadiran Presiden di dalam negeri saat ini jauh lebih penting dibanding menghadiri acara seremonial di luar negeri. Ia juga mengusulkan agar kunjungan ke China cukup diwakili oleh Menteri Luar Negeri RI, Sugiono.
Baca juga:
Indonesia Tegas: Pemerintah Tolak Visa Atlet Senam Israel untuk Kejuaraan Dunia di Jakarta“Mengingat situasi panas yang masih bergolak, hati rakyat yang sedang pedih dan gelisah, saya anjurkan Presiden @Prabowo BATALKAN kunjungan ke Tiongkok minggu depan,” tulis Dino.
Ia menegaskan bahwa saat ini adalah momen ketika seorang pemimpin perlu berada di tengah rakyatnya. “
“Keluar negeri sekarang ini tidak penting,” kata Dino yang juga merupakan mantan duta besar RI untuk Amerika Serikat itu dikutip Antara.
Demonstrasi di Gedung DPR/MPR yang berakhir ricuh pada Kamis (28/8) malam berujung pada tewasnya pengendara ojek daring Affan Kurniawan (21) akibat dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Wafatnya Affan memicu gelombang baru demonstrasi masyarakat, khususnya kelompok mahasiswa dan sejawat pengendara ojek daring, di berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Makassar.
Pada Jumat malam (29/8), Presiden melayat ke rumah duka Affan di Jalan Tayu, Menteng, Jakarta Pusat, untuk menyampaikan bela sungkawa. Di hadapan keluarga Affan, Prabowo berjanji akan menegakkan keadilan dalam kasus wafatnya Affan.
Di sisi lain, Presiden Prabowo diketahui menjadi salah satu dari 26 kepala negara dan pemerintahan yang diundang Presiden China Xi Jinping untuk menghadiri parade militer di Beijing pada 3 September 2025.
Parade militer tersebut bertujuan untuk memperingati 80 tahun kemenangan dalam Perang Rakyat China Melawan Agresi Jepang dan Perang Dunia Anti-Fasis.
Parade di Beijing itu disebut akan menampilkan serangkaian persenjataan generasi baru, seperti tank dan pesawat generasi keempat, peralatan nirawak intelijen dan penangkal nirawak, serta rudal canggih termasuk rudal antikapal hipersonik. Sebagian besar persenjataan itu akan tampil perdana di depan publik.