Rabu, 31 Desember 2025

Menara Lonceng GKI Getsemani Wehali Diresmikan, Simbol Iman dan Kebersamaan Jemaat di Sorong Selatan


  • Jumat, 12 September 2025 | 20:00
  • | News
 Menara Lonceng GKI Getsemani Wehali Diresmikan, Simbol Iman dan Kebersamaan Jemaat di Sorong Selatan Bupati Sorong Selatan, Petronela Krenak, S.Sos., M.Tr. AP, meresmikan menara lonceng baru yang telah lama dinantikan oleh jemaat pada Jumat (12/9/2025). (Foto: Arahkita/Engelberto)

TEMINABUAN, ARAHKITA.COM – Suasana penuh syukur menyelimuti halaman Gereja Jemaat GKI Getsemani Wehali, Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, pada Jumat (12/9/2025). Bupati Sorong Selatan, Petronela Krenak, S.Sos., M.Tr. AP, meresmikan menara lonceng baru yang telah lama dinantikan oleh jemaat.

Prosesi peresmian sekaligus pentahbisan dipimpin Ketua Klasis Teminabuan, Pdt. Timotius Sagisolo, S.Si., MM, dan dilanjutkan dengan ibadah syukur bersama yang dipimpin oleh Pdt. Yunesti Sagrim, S.Si., Theol.

Acara ini turut dihadiri berbagai tokoh penting, mulai dari Kapolres Sorong Selatan AKBP Gleen Rooi Molle, S.I.K., Wakil Ketua I MRP Papua Barat Daya Susance Saflesa, para pimpinan DPRD Sorong Selatan, pejabat OPD, hingga tokoh masyarakat, tokoh adat, serta ratusan jemaat GKI Getsemani Wehali.

Menara Lonceng sebagai Simbol Kehadiran Tuhan

Dalam sambutannya, Bupati Petronela menegaskan bahwa kehadiran menara lonceng ini bukan sekadar fasilitas, tetapi simbol panggilan bagi umat untuk datang beribadah, bersekutu, dan memuliakan Tuhan.

“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri tanpa gereja, begitu juga sebaliknya. Gereja hadir sebagai mitra yang selalu mendoakan pemerintah, sementara pemerintah berkomitmen mendukung pembangunan rumah ibadah,” ujarnya.

Ia menambahkan, pembangunan gereja dan fasilitasnya adalah bagian penting dalam pertumbuhan iman sekaligus berkat bagi seluruh masyarakat.

Wujud Pergumulan Jemaat Selama 84 Tahun

Ketua PHMJ GKI Getsemani Wehali, Pnt. Jemris Kehek, menjelaskan bahwa menara lonceng ini adalah jawaban dari pergumulan panjang jemaat. Sejak berdiri tahun 1941, atau selama 84 tahun, jemaat belum memiliki menara permanen.

“Menara lonceng ini menjadi penanda waktu ibadah, simbol identitas jemaat, sekaligus pusat kebersamaan yang memperkuat iman dan persaudaraan,” jelasnya.

Jemaat GKI Getsemani Wehali berada di wilayah strategis, berbatasan langsung dengan beberapa klasis seperti Aitinyo, Sawiat, Ayamaru, dan Teminabuan. Kehadiran menara lonceng ini diharapkan semakin mempererat hubungan antarjemaat di perbatasan.

Pesan Kebersamaan dan Syukur

Ketua Klasis Teminabuan, Pdt. Timotius Sagisolo, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung pembangunan menara lonceng ini. Ia menekankan bahwa fasilitas ini adalah aset berharga bagi GKI di Tanah Papua.

“Pembangunan ini bukan hanya soal fisik, tapi juga makna spiritual. Mari kita syukuri bersama dan terus menjadikan jemaat sebagai saluran berkat bagi masyarakat dan daerah,” tuturnya.

Dengan diresmikannya menara lonceng ini, Jemaat GKI Getsemani Wehali tidak hanya memiliki simbol iman baru, tetapi juga tonggak sejarah yang memperkuat identitas jemaat dalam pelayanan dan pengabdian di Sorong Selatan.

 

Editor : Farida Denura
Penulis : Engelberto

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru