Loading
Komisi IX DPR RI bersama Kemendukbangga/BKKBN mengunjungi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Bali untuk mempersiapkan Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita yang akan disalurkan mulai Bulan Oktober pada Jumat (19/9/2025). ANTARA/HO-Kemendukbangga/BKKBN
DENPASAR, ARAHKITA.COM – Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, menekankan pentingnya penyesuaian menu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar sesuai dengan selera anak sekolah. Menurutnya, hal ini menjadi kunci agar makanan tidak terbuang sia-sia.
“Perlu ada evaluasi rutin, berapa banyak makanan yang tersisa. Jangan sampai program ini kurang efektif hanya karena menu yang disajikan tidak sesuai selera anak di daerah tertentu,” ujar Felly usai meninjau dapur MBG di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Plawa, Denpasar, Bali, Jumat (19/9/2025).
Felly menambahkan, efektivitas MBG sangat menentukan keberhasilan pemerintah dalam menurunkan angka stunting. Dengan program ini, ia berharap target zero stunting di Indonesia bisa lebih cepat tercapai.
Selain menyoroti aspek kesehatan, Felly juga menekankan adanya dampak ekonomi dari program ini. Menurutnya, pemanfaatan bahan baku lokal dapat memberikan multiplier effect bagi petani dan pedagang setempat. “Kalau bahan makanan diambil dari hasil pertanian daerah, otomatis ekonomi masyarakat juga ikut bergerak,” katanya.
Sebelumnya, Badan Komunikasi Pemerintah menjelaskan bahwa menu MBG memang didesain sesuai potensi lokal. Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi, Noudhy Valdryno, mencontohkan jika suatu daerah dekat laut, maka ikan akan menjadi bahan utama dalam menu.
“Yang penting bagaimana ikan ini diolah agar tetap memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG),” jelas Noudhy dikutip Antara.
Ia juga menegaskan bahwa Badan Gizi Nasional (BGN) selalu memantau AKG di setiap wilayah. Bahkan, di setiap SPPG ditempatkan tiga orang petugas BGN bersama kepala SPPG untuk mengatur dapur dan menu yang disajikan.