Rabu, 31 Desember 2025

Prof Tjandra: Wamenkes Baru Jadi Harapan Percepatan Eliminasi Tuberkulosis 2030


  • Kamis, 09 Oktober 2025 | 22:00
  • | News
 Prof Tjandra: Wamenkes Baru Jadi Harapan Percepatan Eliminasi Tuberkulosis 2030 Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Dok. Pribadi)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Upaya pemerintah mempercepat eliminasi tuberkulosis (TBC) kembali mendapat perhatian dari kalangan medis. Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof Tjandra Yoga Aditama, menyampaikan lima catatan penting terkait langkah Kementerian Kesehatan pasca pelantikan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) dr. Benyamin Paulus, sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenkes pada 8 Oktober 2025.

1. Harapan Baru dengan Wamenkes dari Spesialis Paru

Prof Tjandra menyampaikan apresiasi atas pelantikan dr. Benyamin Paulus sebagai Wamenkes.

“Sebagai dokter spesialis paru, beliau memahami betul kompleksitas tuberkulosis. Saya yakin kehadirannya akan memperkuat langkah Kemenkes dalam menekan kasus TB di Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, latar belakang medis Wamenkes menjadi modal penting dalam mempercepat pengendalian salah satu penyakit infeksi paru tertua di tanah air.

2. Indonesia Penyumbang Kasus TB Terbesar Kedua di Dunia

Dalam Global TB Report 2025 yang dirilis WHO, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbesar kedua di dunia.“Sekitar 10 persen pasien TB global berasal dari Indonesia. Artinya, satu dari sepuluh pasien TB di dunia adalah warga Indonesia,” terang Prof Tjandra.Fakta ini, lanjutnya, menjadi alarm bagi pemerintah dan masyarakat agar penanganan TB dilakukan lebih serius dan terukur.

3. Target Eliminasi TB 2030: Komitmen Nasional dan Global

Indonesia menargetkan eliminasi TB pada tahun 2030 sesuai Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021.

“Target ini juga sejalan dengan Quick Win Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran serta tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk menghentikan epidemi TB dunia di 2030,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa sinergi kebijakan nasional dan komitmen global menjadi faktor penting dalam keberhasilan eliminasi penyakit ini.

4. Program Pengendalian TB: Dari Pencegahan hingga Gizi Seimbang

Prof Tjandra menjelaskan bahwa pedoman pengendalian TB sudah sangat jelas berdasarkan standar WHO dan pengalaman Indonesia.

“Program pengendalian TB mencakup lima langkah utama: pencegahan, skrining, diagnosis, pengobatan, dan penanganan kasus khusus,” paparnya.Ia juga menyoroti publikasi terbaru WHO yang menekankan pentingnya asupan gizi dalam pengendalian TB. Menurutnya, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo dapat dikaitkan dengan upaya menekan angka TB.

5. Prinsip Dasar Eliminasi TB: Commit, Invest, Deliver

Mengutip pesan WHO pada World TB Day 2025, Prof Tjandra menegaskan tiga prinsip utama yang harus dipegang: Commit, Invest, dan Deliver.

  • Commit (Komitmen): Sudah ada landasan hukum seperti Perpres dan program Quick Win nasional. Komitmen ini perlu diterjemahkan ke tingkat kementerian, pemerintah daerah, dan lintas sektor.
  • Invest (Investasi): Dukungan pendanaan yang memadai menjadi faktor krusial agar program berjalan efektif.
  • Deliver (Pelaksanaan): Implementasi kebijakan harus nyata di lapangan, bukan hanya rencana di atas kertas.

“Untuk mencapai eliminasi TB, dibutuhkan kerja keras dan kolaborasi erat antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat. PDPI siap mendukung penuh langkah ini,” tegas Prof Tjandra Yoga Aditama.

Dengan hadirnya Wamenkes dr. Benyamin Paulus dan komitmen lintas sektor, Indonesia diharapkan mampu mempercepat pencapaian target eliminasi tuberkulosis pada 2030. Harapan besar kini ada pada kolaborasi nyata antara pemerintah, organisasi profesi, dan masyarakat.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru