Loading
Tangkapan layar - video viral yang menunjukkan masyarakat mengamuk kepada personel Basarnas yang tengah bertugas. ANTARA/Sean Filo Muhamad
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menegaskan bahwa setiap proses evakuasi yang dilakukan tim SAR selalu mengikuti standar operasional prosedur (SOP) dan mempertimbangkan kelompok yang paling membutuhkan pertolongan cepat.
Penjelasan ini disampaikan Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, merespons sebuah video viral yang memperlihatkan seorang ibu memarahi sejumlah personel SAR. Dalam rekaman tersebut, ibu itu menilai petugas hanya berjalan mondar-mandir tanpa segera mengevakuasi korban yang sedang membutuhkan bantuan.Menurut Edy, apa yang terlihat di lapangan sering kali tidak mencerminkan keseluruhan proses penyelamatan. Tim SAR, kata dia, memiliki prioritas yang harus dijalankan, terutama untuk kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak, bayi, dan lansia.
“Setiap evakuasi punya alur prioritas. Ada kelompok rentan yang harus segera kita amankan,” kata Edy di Dermaga Inggom, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Ia menambahkan bahwa tidak semua masyarakat memahami tugas tim SAR yang terlihat seperti bolak-balik tanpa tindakan yang jelas. Padahal, hal tersebut merupakan bagian dari proses pemetaan dan penilaian situasi sebelum melakukan evakuasi.
Edy memahami bahwa situasi bencana seringkali memicu emosi. Warga yang panik, cemas, atau merasa terancam kerap meluapkan kemarahan karena ingin keluarga mereka cepat ditolong.
“Dalam kondisi genting, kemampuan berpikir tenang itu sulit. Yang muncul pertama adalah insting mempertahankan diri dan melindungi keluarga,” ujarnya.
Basarnas juga mengaku kerap berada dalam tekanan dari keluarga korban, terutama ketika pencarian tidak bisa dilanjutkan karena kondisi yang tidak aman. Edy menegaskan bahwa keselamatan tim sama pentingnya dengan misi penyelamatan.
“Misalnya pencarian di malam hari. Kami punya batasan demi keselamatan personel. Masyarakat kadang mendesak agar pencarian tetap dilakukan, tapi ada risikonya,” jelasnya dikutip Antara.
Meski begitu, Basarnas tetap melakukan pemantauan berlapis, berkoordinasi dengan warga sekitar, dan menempatkan petugas di sejumlah titik rawan untuk mengantisipasi bila ada korban terbawa arus.
Video yang viral di media sosial itu memperlihatkan warga memprotes dugaan lambatnya penanganan terhadap seorang korban yang sedang sakit. Tegangan sempat terjadi ketika seorang perempuan mengungkapkan kekesalannya kepada petugas yang tengah bekerja di wilayah banjir.
Basarnas berharap masyarakat dapat memahami bahwa setiap langkah penyelamatan selalu diambil dengan mempertimbangkan keselamatan korban dan petugas di lapangan.