Loading
Satu unit ekskavator membersihkan tumpukan material longsor di UIN Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat, Selasa (25/11/2025). ANTARA/Muhammad Zulfikar/am.
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mengambil langkah cepat untuk mendukung pemulihan kampus yang terdampak banjir di sejumlah wilayah Sumatra. Bencana yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir membuat puluhan perguruan tinggi mengalami kerusakan fasilitas dan terganggunya aktivitas akademik.
Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar M. Simatupang, menjelaskan bahwa setidaknya 30 perguruan tinggi mencatat kerusakan mulai dari tingkat ringan hingga berat. Sebagian kampus bahkan sempat terisolasi karena akses jalan tertutup, serta menghadapi kendala listrik dan jaringan komunikasi.
“Jumlah sivitas akademika yang terdampak langsung mencapai 6.437 orang. Hingga kini belum ada laporan korban jiwa maupun orang hilang. Data terus kami verifikasi dan akan diperbarui secara berkala,” ujarnya, Selasa di Jakarta.
Respons Dua Tahap: Dari Darurat ke Pemulihan 2026
Untuk memastikan pemulihan berjalan efektif, Kemdiktisaintek menyiapkan langkah strategis melalui program pengabdian masyarakat yang melibatkan dosen, mahasiswa, hingga pemerintah daerah.
Bantuan ini dibagi ke dalam dua fase utama:
Tahap Tanggap Darurat
Berlaku hingga 31 Desember 2025, mencakup penanganan cepat kebutuhan mendesak dan dukungan awal di kampus terdampak.
Tahap Pemulihan 2026
Fokus pada rehabilitasi jangka panjang, perbaikan fasilitas, serta penguatan kegiatan akademik.
“Kami memobilisasi perguruan tinggi di wilayah terdampak maupun kampus lain di seluruh Indonesia untuk membantu percepatan pemulihan,” kata Togar.
13 Kampus Jadi Posko Koordinasi
Sebanyak 13 perguruan tinggi di Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Jambi ditetapkan sebagai posko pusat koordinasi. Mereka bertugas mengorganisir kebutuhan di lapangan dan memastikan bantuan dapat diterapkan secara terarah.
Kampus pendukung dari luar Sumatra yang memiliki kompetensi bidang teknologi, teknik sipil, kesehatan, ataupun manajemen bencana juga didorong untuk menyalurkan dukungan, termasuk penyediaan tenaga ahli.
Relaksasi Pembelajaran bagi Mahasiswa dan Dosen
Mempertimbangkan kondisi darurat, Kemdiktisaintek meminta pimpinan perguruan tinggi memberikan relaksasi akademik bagi mahasiswa dan dosen yang terdampak.
Bentuk kelonggaran diserahkan pada masing-masing kampus, mulai dari penyesuaian jadwal, metode pembelajaran, hingga perpanjangan penyelesaian tugas.
“Kelonggaran ini penting agar proses belajar tetap berjalan secara manusiawi dan tidak menambah beban bagi mereka yang terdampak,” jelas Togar dikutip Antara.
Bantuan Biaya Hidup Pascabencana
Selain pemulihan fasilitas kampus, Kemdiktisaintek melalui Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT) menyiapkan skema bantuan khusus bagi mahasiswa yang terkena dampak langsung bencana.
Bantuan biaya hidup pascabencana tersebut akan dikoordinasikan bersama LLDikti, perguruan tinggi negeri (PTN), dan perguruan tinggi swasta (PTS) terkait.