Loading
Arsip Foto - Rangkaian kereta MRT dan sejumlah kendaraan melintas di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (10/4/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras.
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Upaya menghadirkan transportasi publik yang makin terintegrasi di Jabodetabek terus dipercepat. PT MRT Jakarta (Perseroda) memastikan bahwa rute Fatmawati–TMII akan terhubung langsung dengan LRT Jabodebek melalui pembangunan MRT Fase 4, yang dijadwalkan dimulai setelah penyelesaian konstruksi fase timur–barat.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat, menjelaskan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah menyelesaikan MRT Fase 3, yaitu lintas east–west Medan Satria–Tomang. “Fase ini ditargetkan mulai dibangun tahun depan. Setelah itu barulah integrasi Fatmawati–TMII dengan LRT Jabodebek kami kerjakan,” ujarnya dalam konferensi pers peresmian Stasiun MRT Lebak Bulus Bank Syariah Indonesia, Rabu (10/12/2025).
Ia pun berharap dukungan penuh masyarakat agar seluruh proses konstruksi berjalan lancar.
Dimulai 2026: Jalur Timur–Barat 24,5 Km
Pada 2026, MRT Jakarta akan memulai pembangunan jalur timur–barat Medan Satria–Tomang sepanjang 24,5 km. Pembangunan ini merupakan bagian dari mandat pemerintah untuk memperluas jaringan transportasi massal berbasis rel di wilayah metropolitan.
Rute Fatmawati–TMII Akan Lewati 10 Stasiun
Rencana lintasan Fatmawati–TMII diproyeksikan melewati 10 stasiun, antara lain:
Fatmawati, Antasari, Ampera, Warung Jati, Tanjung Barat, Ranco, Jalan Raya Bogor, Tanah Merdeka, Kampung Rambutan, hingga TMII.
Rute ini akan bersinggungan dengan berbagai moda transportasi lain seperti:
Integrasi ini diharapkan membuat mobilitas warga semakin mudah dan efisien.
Dibangun dengan Skema KPBU
Berbeda dengan fase-fase sebelumnya yang menggunakan pembiayaan dari JICA Jepang, pembangunan MRT Fase 4 direncanakan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Model ini dinilai lebih fleksibel untuk mempercepat perluasan jaringan MRT di masa mendatang.
Menghubungkan Cikarang hingga Balaraja
Jaringan MRT lintas Timur–Barat menjadi tulang punggung mobilitas baru di Jabodetabek. Rencana besar ini akan menghubungkan kawasan Cikarang, Bekasi, hingga Balaraja, Tangerang, sehingga mempermudah perpindahan antarwilayah secara lebih cepat.
Pembangunan jalur ini dibagi menjadi dua fase besar:
Fase I
Fase II
Total panjang fase kedua mencapai 50,4 km.
Dengan pembangunan ini, Jakarta dan sekitarnya bergerak menuju sistem transportasi kelas dunia yang saling terhubung dan berkelanjutan.