Selasa, 30 Desember 2025

Tema Natal 2025 PGI dan KWI: Allah Hadir Menyelamatkan Keluarga


  • Rabu, 24 Desember 2025 | 20:30
  • | News
 Tema Natal 2025 PGI dan KWI: Allah Hadir Menyelamatkan Keluarga Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin saat bersalaman dengan Presiden Prabowo Subianto di agenda Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Sabtu (28/12/2024). (ANTARA/HO-Tim Media Presiden Prabowo)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Perayaan Natal 2025 menjadi ajakan refleksi mendalam bagi umat Kristiani di Indonesia. Melalui tema “Allah Hadir Menyelamatkan Keluarga”, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) bersama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengingatkan kembali pentingnya keluarga sebagai ruang pertama kehadiran Allah sekaligus fondasi utama pembentukan iman, kasih, dan harapan.

Di tengah tekanan zaman yang semakin kompleks, keluarga kerap berada dalam situasi rapuh. Karena itu, pesan Natal tahun ini menegaskan bahwa kehadiran Kristus tidak pernah menjauh dari realitas hidup manusia. Justru di tengah pergumulan keluarga, Allah hadir membawa pemulihan, penguatan, dan arah baru bagi kehidupan bersama.

Tema Natal 2025 PGI dan KWI

Mengacu pada Matius 1:21–24, PGI dan KWI secara resmi menetapkan tema Natal 2025 “Allah Hadir Menyelamatkan Keluarga”. Tema ini lahir dari keprihatinan gereja terhadap berbagai persoalan yang kini membayangi kehidupan keluarga Indonesia.

Ketua Umum PGI, Jacklevyn Manuputty, menyoroti meningkatnya kerentanan keluarga akibat tekanan ekonomi, maraknya pinjaman online dan judi daring, kekerasan dalam rumah tangga, hingga rapuhnya relasi yang berujung pada perceraian. Situasi tersebut, jika dibiarkan, berpotensi menggerus kehangatan keluarga sebagai ruang aman dan penuh kasih.

Melalui tema Natal ini, gereja-gereja lintas denominasi diajak hadir secara nyata mendampingi keluarga, bukan hanya lewat pesan rohani, tetapi juga melalui aksi solidaritas dan kepedulian. Natal kembali dimaknai sebagai perayaan kehadiran Allah melalui Yesus Kristus yang lahir dan hidup di tengah keluarga manusia.

Kisah kelahiran Yesus dalam Matius 1:21–24 menggambarkan bagaimana keselamatan Allah hadir melalui ketaatan Maria dan Yusuf. Nama Yesus—yang berarti “Ia menyelamatkan”—menegaskan bahwa karya keselamatan Allah bersifat nyata, menyentuh kehidupan sehari-hari, dan berakar kuat dalam keluarga.Menyikapi Krisis Zaman Lewat Pesan Natal

Dalam pesan Natal 2025, PGI dan KWI juga menyinggung berbagai polikrisis global: keretakan relasi sosial, krisis keluarga dan pendidikan, persoalan ekologi, hingga tantangan akibat pesatnya perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan. Banyak dari krisis tersebut muncul ketika manusia lebih mengutamakan kepentingan dan kehendaknya sendiri dibandingkan kehendak Tuhan.

Karena itu, keluarga Kristen diajak kembali membuka ruang bagi kehadiran Kristus. Dengan iman yang hidup, keluarga diharapkan mampu memulihkan relasi yang retak, menumbuhkan kepedulian sosial, serta menjadi sumber damai dan harapan bagi lingkungan sekitarnya.

Makna Tema Natal 2025: Allah Hadir dalam Kehidupan Keluarga

Tema Natal 2025 tidak berhenti sebagai slogan rohani, melainkan mengandung pesan teologis dan sosial yang kuat. Beberapa makna penting yang dapat direnungkan antara lain:

1. Keluarga sebagai ruang awal kehadiran Allah

Kelahiran Yesus dalam keluarga sederhana di Betlehem menegaskan bahwa Allah memilih keluarga sebagai tempat pertama menyatakan kasih dan karya-Nya. Kesederhanaan bukan penghalang bagi kehadiran Tuhan.

Pesan ini relevan bagi komunitas-komunitas yang menjunjung tinggi nilai kekerabatan, termasuk masyarakat di Papua Pegunungan. Natal 2025 mengajak setiap keluarga menjadikan rumah sebagai pusat pembinaan iman, tempat kasih dipraktikkan, dan harapan dirawat.

2. Allah hadir di tengah kerapuhan keluarga

Tema ini juga jujur mencerminkan realitas banyak keluarga yang tengah berjuang menghadapi persoalan relasi, ekonomi, hingga dampak perubahan sosial dan teknologi.Melalui perayaan Natal, umat diingatkan bahwa Kristus hadir membawa pemulihan. Seperti Yusuf yang sempat diliputi kebimbangan namun akhirnya memilih taat, keluarga masa kini pun diajak membuka diri terhadap karya keselamatan Allah yang memulihkan dan meneguhkan.

3. Keluarga sebagai gereja paling dasar

PGI dan KWI menegaskan bahwa keluarga adalah wujud gereja dalam skala paling kecil. Di sanalah nilai-nilai Kristiani pertama kali dikenalkan, dijalani, dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Ketika keluarga dipulihkan, gereja akan bertumbuh lebih kokoh, kehidupan sosial menjadi lebih harmonis, dan harapan bagi masa depan bangsa semakin nyata. Natal 2025 menjadi momentum untuk menghadirkan iman yang hidup, dimulai dari keluarga.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru