Selasa, 30 Desember 2025

Sampaikan Pesan Paskah 2019, Uskup Agung Jakarta Ajak Umat ‘Merawat Ingatan‘


  • Minggu, 21 April 2019 | 21:15
  • | News
 Sampaikan Pesan Paskah 2019, Uskup Agung Jakarta Ajak Umat ‘Merawat Ingatan‘ Uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo,Pr saat menggelar konferensi pers di Gedung Pastoral, Kompleks Gereja Katedral Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga, Jakarta, Minggu (21/4/2019). Ikut mendampingi gelar Konferensi Pers di antaranya Menteri ESDM, Ignatius Jonan, Romo Samuel Pangestu, Pr (Vikaris Jenderal /Vikjen) Keuskupan Agung Jakarta dan Rm. Albertus Hani Rudi Hartoko,SJ, Pastor Kepala Paroki Katedral,Jakarta. (Arahkita/Dominikus Lewuk)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Merawat Ingatan adalah salah satu cara masyarakat Indonesia untuk tetap mengamalkan Pancasila. Hal tersebut disampaikan Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo,Pr saat menggelar konferensi pers di Gedung Pastoral, Kompleks Gereja Katedral Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga, Jakarta, Minggu (21/4/2019).

Dalam kesempatan itu, Mgr Suharyo mengajak setiap umat untuk mengamalkan Pancasila dan tidak melupakan sejarah yang telah mempersatukan bangsa Indonesia. Dikatakan Mgr Suharyo, setelah Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak calon anggota legislatif DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota diharapkan seluruh warga bisa kembali bersatu dan menjaga harmonisasi demi Indonesia maju.

Mgr Suharyo yang juga mantan Uskup Keuskupan Agung Semarang (KAS) juga menjelaskan, tema Paskah 2019 adalah ”Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat”. Tema tersebut sesuai tema Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta yang telah dicanangkan sejak tahun 2016-2020, sebagai Tahun Berhikmat.

Adapun tema tersebut merupakan ajakan Gereja bagi umatnya untuk mengamalkan Pancasila, khususnya sila keempat yang berbunyi, ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan”.

Bahwasannya, tema ”Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat” tersebut membangkitkan semangat yang mendorong manusia Indonesia menjadi pribadi-pribadi, keluarga, komunitas, dan masyarakat yang semakin berhikmat.

”Karena itu, ketika hikmat itu terwujud dalam hidup maka dengan sendirinya martabat pribadi, keluarga, masyarakat kita akan terangkat. Hikmat adalah kearifan yang merupakan anugerah dari Allah,” kata Mgr Suharyo, yang saat ini menjabat Uskup Militer (Ordinaris Militer ) di Indonesia itu.

Dijelaskan Mgr Suharyo bahwa merayakan Paskah adalah menerima dan membagikan terang iman, serta menjadikan bermakna dalam kehidupan nyata. Terang itu dilambangkan dengan lilin Paskah.

"Dalam kacamata iman Kristiani, sejarah bangsa Indonesia adalah juga peristiwa Paskah yang berlanjut. Pesan yang diambil dari Paskah tidak sekadar perayaan yang nyaman dan aman. Selain itu, Paskah juga merupakan tugas perutusan, membawa tanggung jawab dan makna dalam konteks gereja dan bangsa,” imbuhnya.

Adapun, konteks internal gereja yang dimaksud adalah berhikmat dan bermartabat. Sejak 2016, Keuskupan Agung Jakarta mengajak umat Katolik untuk menghayati, dan mendalami wujud-wujud Pancasila. Dalam tahun 2019 ini arah dasar Keuskupan Agung Jakarta memasuki tema pada sila ke-4 Pancasila "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan."

Artinya, bahwa dinamika Pancasila memiliki ideologi yang luas. Karenanya, perlu diterjemahkan dalam gagasan yang lebih konkrit. Maka, gagasan itu harus diterjemahkan ke dalam gerakan.

"Jika gerakan ini terus diulang, dengan sendirinya nilai-nilai tersebut akan masuk dan menjadi watak. maka diharapkan, gerakan yang telah dicanangkan sejak sejak 2016 hingga 2020 akan datang itu diharapkan dapat membentuk watak orang Katolik yang semakin berhikmat dan menyumbangkan sesuatu agar bangsa semakin bermartabat," imbuh Uskup kelahirang Sedayu, Bantul, Yogyakarta 9 Juli 1950 itu.

Menghargai SejarahPemilik motto Thabisan Uskup "serviens Domino Cum Omni Humillitate" (Melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati), ini menjelaskan, pesan Paskah 2019 ini, berhikmat juga merupakan bagian dari menghargai sejarah yang mempersatukan.

Karena, sejarah yang mempersatukan itu dimulai pada peristwiwa Kebangkitan Nasional 1908 yang berujung pada pengikraran Sumpah Pemuda. Hal itu kemudian berlanjut pada hal yang paling mendasar, yaitu ketika Pancasila dijadikan landasan dasar Negara.

”Jadi, berhikmat berarti merawat ingatan akan Sejarah yang membuat Indonesia bersatu. Ingatan bersama itulah yang menjadi batu pijakan untuk melanjutkan perjalanan sejarah Indonesia,” paparnya.

Lanjut dia, bahwa bagi umat kristiani, Kebangkitan Nasional adalah Paskah yang memerdekakan. Sumpah Pemuda adalah Paskah yang mempersatukan, serta Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Pancasila adalah Paskah hukum yang memerdekakan.

”Merayakan Paskah berarti menerima tanggung jawab menjadikan sejarah Indonesia sebagai cita-cita kemerdekaan,” ujarnya.

Bagi umat kristiani, Kebangkitan Nasional adalah Paskah yang memerdekakan. Sumpah Pemuda adalah Paskah yang mempersatukan. Adapun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Pancasila adalah Paskah hukum yang memerdekakan.

Dalam pesan Paskah itu juga disebut, bangsa yang merdeka adalah bangsa yang semakin bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Atas dasar itulah, masyarakat memulai lagi sejarah yang panjang menuju bangsa Indonesia yang mulia.

Ikut mendampingi gelar Konferensi Pers di antaranya Menteri ESDM, Ignatius Jonan, Romo Samuel Pangestu, Pr (Vikaris Jenderal /Vikjen) Keuskupan Agung Jakarta dan Rm. Albertus Hani Rudi Hartoko,SJ, Pastor Kepala Paroki Katedral,Jakarta.

Editor : Patricia Aurelia

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru