Selasa, 30 Desember 2025

Jabar dan DIY Waspadai Penularan Cacar Monyet


  • Jumat, 17 Mei 2019 | 16:37
  • | News
 Jabar dan DIY Waspadai Penularan Cacar Monyet Waspadai penularan cacar monyet (Net)

BANDUNG, ARAHKITA - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil mengimbau kepada Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti untuk mewaspadai potensi penyakit dari luar negeri seperti kasus penyakit cacar monyet (monkeypox).

"Saya sudah instruksikan kadinkes agar waspada, yang namanya potensi penyakit-penyakit impor bawaan luar ini jangan sampai menimbulkan kepanikan," katanya di Gedung Sate Bandung, Jumat (17/05).

Gubernur Emil meminta kepada Kadinkes Jawa Barat untuk mempelajari secara ilmiah tentang potensi penyakit dari luar negeri dengan Kementerian Kesehatan.

"Tapi mudah-mudahaan 'enggak' terjadi di Jawa Barat, kita minimalisir dan 'update' langkah-langkah pencegahan," kata dia.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada jika hendak berpergian ke luar negeri dan senantiasa menjaga kesehatan.

Selain Jabar, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta juga meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit cacar monyet atau monkeypox yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan di Tanah Air.

"Beberapa hari ini memang ada informasi adanya cacar monyet pada manusia, sehingga kita juga waspada walaupun sampai sekarang di Indonesia belum ada laporan apalagi di Bantul," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul Fauzan di Bantul, Jumat (17/05).

Menurut dia, penyakit cacar monyet atau monkeypox yang menyerang manusia ini telah ditemukan di Singapura, sehingga tidak menutup kemungkinan penyebaran virus bisa sampai ke Tanah Air akibat mobilitas manusia yang tinggi ke negara itu.

Ia menjelaskan, dalam dunia kesehatan dinamika perkembangan penyakit akibat virus tersebut sangat cepat, apalagi mobilitas manusia yang tinggi, sehingga nantinya sangat mudah virus bisa menyebar ke berbagai belahan dunia.

"Jadi tidak tutup kemungkinan besok ada atau tidak ada, kita tetap waspada karena mobilitas manusia sangat tinggi, kemudian faktor-faktor resiko yang memungkinkan terjadinya penyakit itu di Indonesia termasuk di Bantul juga ada," katanya.

Fauzan mengatakan, virus penyakit cacar monyet yang ditularkan kepada manusia ini termasuk penyakit zoonozis, yang ditularkan dari hewan kepada manusia, sehingga hewan itu yang menjadi fokus dalam pencegahan penyakit, selain hal-hal pencegahan lainnya.

Ia mengatakan, hewan sebagai tempat induk virus ini juga bisa terjadi pada hewan pengerat seperti tikus yang sering dijumpai masyarakat, sehingga mereka harus waspada bagaimana agar jangan sampai tikus menjadi sumber penyebaran penyakit monkeypox.

"Sudah kita galakkan kepada masyarakat kaitannya penyakit zoonosis ini, apalagi karena salah satu penyakit yang ada di Bantul akibat tikus itu leptospirosis, kita memberi informasi kepada masyarakat bahwa penyakit ini bisa ditularkan melalui tikus," katanya.

Oleh karena itu, katanya, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit yang konon baru ini, karena sudah ada kabar di negara tetangga yaitu Singapura, penyakit ini menyerang manusia.

"Kita terus sosialisasi kepada masyarakat, dan jangan panik agar bisa berfikir dan bertindak. Yang paling kita fokuskan pencegahan, kalau ada orang menderita, tidak usah takut, itu bisa ditangani di kesehatan," katanya.

Dia menjelaskan, ciri-ciri seseorang terkena virus ini yang utama muncul cacar merata hampir di seluruh tubuh, suhu badan panas atau demam dan tubuh merasa tidak berdaya, kalau ada keluhan seperti itu maka harus waspada akan gejala cacar monyet.

"Kita juga akan menyebarkan informasi penyakit ini ke semua mitra kerja kita dan puskesmas, kita sosialisasikan. Memang tidak bisa langsung terlihat, karena ada waktu sejak 14 hari sampai 21 hari gejala itu baru muncul," katanya.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru