Loading
Marsda TNI (Purn) Dr. Koesnadi Kardi, M.Sc, RCDS. (Istimewa)
Oleh: MARSDA TNI (Purn) Dr. Koesnadi Kardi, M.Sc, RCDS
UNTUK dapat mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu masyarakat adil dan makmur, yang utama kita harus dapat mewujudkan Keamanan Nasional (National Security), karena tanpa itu mustahil kita akan dapat mewujudkan cita-cita nasional.
Begitu pentingnya Keamanan Nasional, bukan Keamanan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) yang merupakan tugas utama Polri dan hampir semua negara di dunia telah memiliki Undang-Undang tentang Keamanan Nasional. Bagi Indonesia yang dikenal dengan banyaknya pulau, ratusan suku bangsa dan budaya, banyaknya bahasa daerah serta banyaknya agama dan kepercayaan yang dipeluk oleh masyarakat sehingga tidak mudah dipersatukan. Sebelum merdeka kita membutuhkan lebih dari 350 untuk mempersatukan bangsa Indonesia karena dijajah oleh Belanda dan Jepang. Potensi konfliknya adalah yang terbesar di dunia.
Berkaitan dengan National Security, paling sedikit tiga kali kita mengalami cobaan yang berat menjurus ke potensi perpecahan bangsa. Yang pertama adalah Peristiwa G-30 S PKI, yang membuat bangsa kita terbelah yang akhinya menyebakkan jatuhnya Presiden Soekarno (presien pertama Indonesia). Yang kedua diawali dengan krisis moneter, kemudian berlanjut dengan krisis ekonomi yang akhirnya berkembang menjadi krisis kepercayaan sehingga jatuhnya Presiden Soeharto. Yang ketiga pada sa’at Pemilu yang baru saja berlangsung, konflik antara 01 dan 02 yang menyebabkan potensi perpecahan yang cukup serius.
Terwujudnya Keamanan NasionalNegara merdeka pada dasarnya memiliki dua kedaulatan, yaitu (1) Kedaulatan rakyat dan (2) Kedaulatan Negara yang memang berbeda perannya. Kalau kedua kedaulatan tersebut bisa diupayakan, merupakan syarat utama untuk dapat mewujudkan Keamanan Nasional yang didambakan oleh semua negara. Apabila masyarakat menyadari akan dua kedaulatan tersebut, maka selanjutnya kita akan dapat mewujudkan empat kekuatan yang akan mendukung terwujudnya Keamanan Nasional, yaitu:
(1) Kekuatan dalam bidang Ekonomi(2) Kekuatan dalam bidang Politik(3) Kekuatan dalam bidang Pertahanan(4) Kekuatan dalam bidang Informasi
Kekuatan dalam bidang EkonomiKekuatan dalam bidang Ekonomi adalah kekutan utama yang dibutuhkan oleh semua warganegara atau bahkan bagi semua negara. Apabila ekonomi suatu negara kuat, dimana jurang antara masyarakat yang kaya dan yang miskin tidak terlalu dalam dan jaminan kesejahteraan bagi warganegaranya dapat dijamin serta kekayaan alam negara yang ada benar-benar untuk menjamin kesejahteraan warganegaranya, negara tersebut dianggap makmur. Kalau kondisi yang demikian bisa dijamin, maka salah satu kekuatan nasional dipasikan akan terwujud.
Pada permasalahan ini kita masih belum bisa menjaga dua wilayah kedaulatan, yaiti (1) Kedaulatan Laut dan (2) Kedaulatan Udara. Dimana wilayah laut, yaitu laut Arafuru dan laut disekita Natuna sampai sekarang masih banyak illegal fishing yang dilakukan oleh nelayan asing terutama dari Thailand, Vietnam, China, Phillipines yang merugikan negara sampai puluha trilyun dollar (US) pertahunnya.
Coba kita bayangkan negara ASEAN yang ekspor ikannya paling besar adalah negara Thailand, padahal laut yang paling luas adalah Indonesia. Masalah ini harus dapat kita atasi dengan baik, walaupau sudah 350 kapal lebih yang telah ditenggelamkan ole ibi Dsusi, Menteri kelautan , namun illegal fishing masih tetap berlanjut. Berikutnya masalah FIR kita yang dikendalikan oleh Singapore.
Yang ironis ada yang mengatakan bahwa wilayah diatas Natuna, Batam, dan Kep. Riau adalah bukan wilayah kedaulatan kita. Kalau bukan wilayah kedaulatan kita, jadi wilayah tersebut disebu wilayah apa (apakah tidak bertuan ???).
Kekuatan dalam bidang Politik
Kekuatan Nasional yang lain adalah kekuatan dalam bidang politik. Kita harus memiliki kekuatan diplomatik yang kuat, sehingga memiliki deterrent power yang tidak mudah dilecehkan oleh negara lain.Misalnya, Singapura sekarang masih memandang rendah negara kita sehingga tetap mengendalikan wilayah udara kita dengan alasan untuk keamanan dan keselamatan terbang sejaktahun 1946. Hal itu berarti deterrent power kita dimata Singgapore masih rendah. Mengapa kita tidak mengabil reaksi yang tepat dan cepat, justru mendukung alasan Singapore bahwa pengendalian wilayah tersebut hanya untuk kepentingan keamanan dan keselamatann terbang ??? Yang mengambil keutungan siapa? Berapa milyar US $ yang diambil oleh Singapura dari tahun 1946 sampai sekarang dengan dalih keamanan dan keselamatan terbang???
Kemampuan airnav kita sudah hebat dan tentu saja kemamuan SDM kita tidak perlu diragukan lagi. Barangkali kemampua hardwares yang perlu ditingkatkan sehingga mencapai standard internasional. Hanya kemampuan deplomasi yang justru harus ditingkatkan. Beberapa kali kita lobby dengan ICAO, di Canada masih belum juga belum membuahkan hasil yang memuaskan. Sepertinya kita kalah ber-argumentasi atau menyiapkan SDM yang kurang tepat untuk melaksanakan lobby tersebut.
Kekuatan dalam bidang Pertahanan
Bidang pertahanan yang kuat akan membawa dampak kuat dalam bidang politik dan diplomasi. Untuk sa’at ini sudah waktunya kita memiliki pesawat Sukhoi 35 yang sangat canggih, dimana tidak disenangi oleh Singapore dan Australia sehingga ada upaya Amerika Serikat (USA) untuk ikut mempengaruhi, bahkan akan memberi sanksi apabila kita melanjutkan pembelua SU-35.
Keinginan USA agar Indonesia tetap membeli pesawat F-16 buatan USA yang kemampuannya jauh dibawah SU-35. Ini artinay apa, sudah bisa kita tebak. Karena apabila kita memiliki persenjataan yang jauh dibawah Singapura, berarti deterrent power berarti bargaining power kita juga lemah. Apabila kemampuan diplomasi kita kuat pasti diplomasi kita juga menjadi kuat.
Kita akan bahas selanjutmya tentang kekuatan dalam bidang informasi, yang akan berdampak langsung pada kekuatan dalam bidang intelijen. Kita sudah memiliki cukup banyak SDM yang memiliki kemampuan dalam bidang informasi, teknologi, dan cyber. Apalagi kalau kita memiliki memiliki pesawat surveillance (seperi pesawat AWACS milik Singapura), pasti deterrent power kita hebat.