Rabu, 31 Desember 2025

Rm. Benny Susetyo Tegaskan soal Literasi dan Toleransi dalam Membangun Kerukunan


  • Selasa, 13 Oktober 2020 | 10:00
  • | News
 Rm. Benny Susetyo Tegaskan soal  Literasi dan Toleransi dalam Membangun Kerukunan Rm. Antonius Benny Susetyo (Foto: Istimewa)

JAKARTA, ARAHKITA,COM - Kementerian Agama RI menyelenggarakan Pertemuan Dialog Kerukunan Umat Beragama Katolik Tingkat Nasional di Denpasar, Bali. Kegiatan yang digelar sejak 10 hingga 13 Oktober 2020 ini, menghadirkan para pembicara yang terdiri dari Pejabat Ditjen Bimas Katolik yakni Dirjen Bimas Katolik - Yohanes Bayu Samodro, Direktur Urusan Agama Katolik – Albertus Triyatmojo, dan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Bali – Komang Sri Marheni. Pertemuan dengan tema 'Umat Rukun, Indonesia Maju: Terwujudnya masyarakat Indonesia yang Rukun Menuju Indonesia Maju mengenai Penguatan Literasi Keagamaan Katolik' dihadiri lebih dari 80 tokoh agama Katolik nasional di Indonesia. Hadir pula dalam kegiatan tersebut, Uskup Denpasar Mgr. Silvester San serta Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sekaligus rohaniawan Rm. Antonius Benny Susetyo yang juga menjadi pembicara.

Di awal materi Rm. Benny mengatakan bahwa yang belum tuntas dipahami bersama sebagai solusi persoalan bangsa adalah relasi agama dengan negara.“Masalah yang belum tuntas sampai saat ini adalah belum tuntasnya relasi antara agama dan negara. Ini harus menjadi perhatian dan mencari solusi,” ujarnya.

Selain persoalan kebijakan, Rm. Benny pun mengungkapkan bahwa agama juga harus menjadi fungsi dalam menciptakan keadaban kemanusiaan. Hal ini karena agama selalu berinteraksi dan bersinggungan dengan kebudayaan. Inilah yang membuat agama yang lembut dan berbelas kasih. “Orang yang mencintai Tuhan pasti berbelas kasih dan mencintai perdamaian. Maka jika dia melakukan kekerasan maka dia mencederai agamanya sendiri,” tegas Rm. Benny.

Karenannya, lanjut Rm. Benny, literasi dan kedewasaan sangat diperlukan dalam merespon informasi yang diterima."Menyikapi beragam informasi yang diterima Perlu sikap kedewasaan. Dalam menerima informasi, mengolah informasi, dan menghadapi informasi, ini yang harus dipelajari. Belajar memahami perbedaan juga harus ditanamkan," ujarnya.

Pemahaman ini sangat mengental pada nilai-nilai yang dikandung dalam Pancasila. Tugas Pemerintah, Lembaga Agama, dan masyarakat membumikan nilai-nilai ini sebagai pedoman hidup umat beriman. “Pancasila harus menjadi habitus dalam mengambil kebijakan. Sehingga kasus intolernsi dan diskiriminasi masih dirasakan karena nilai Pancasila tidak ditanamkan,” jelasnya. Ia juga menandaskan bahwa, "Semakin kita beriman, semakin kita Pancasilais. Semakin kita mengamalkan dan menghayati nilai-nilai Pancasila itu." Ungkap Rm. Benny.

Menurut Rm. Benny, Indonesia terlahir dari perbedaan, dan sudah terbiasa saling menghargai, namun mengapa tindakan intoleransi belakangan ini sering terjadi."(Tindakan intoleransi, red) ini (terjadi) karena pemahaman mengenai kultur budaya Indonesia dan menghormati perbedaan mulai luntur.  Ini karena pemahaman budaya yang kurang utuh," tambahnya.

Rm. Benny berharap, literasi diharapkan bisa menumbuhkan kembali pemahaman terhadap kultur budaya Indonesia yang beragam, dan saling hormat menghormati.

Lakukan Dialog Lintas Agama dan Kedewasaan Menyerap Informasi

Berbicara dengan topik “Kerukunan dalam Bingkai Ideologi Negara Republik Indonesia”, Rm. Benny mengungkapkan bahwa langkah lain yang juga harus dilakukan dalam mencegah tindakan intoleransi adalah melakukan dialog lintas agama. "Dialog antar umat beragama harus sering dilakukan disemua penjuru negeri, untuk menjalin kerukunan," tegasnya.

Ia juga mengatakan bahwa bangsa Indonesia sudah terbiasa dengan keberagaman. Menurutnya, timbul intoleransi, karena pemahaman yang kurang utuh. "Indonesia terlahir dari perbedaan dan sudah terbiasa dan saling menghargai. Akan tetapi kenapa kasus intolerasi sekarang ini mudah terjadi? Ini karena pemahaman mengenai kultur budaya Indonesia yang menghormati perbedaan mulai luntur. Ini karena pemahanan budaya yang kurang utuh," jelas Benny

Bahkan Rm. Benny menyebut bangsa Indonesia seharusnya memiliki tingkatan yang sudah lebih dari toleransi. Karena itulah, demi menjalin kerukunan, komunikasi dan relasi yang baik antar tokoh agama dirasa perlu untuk terus dilakukan."Di indonesia bahkan lebih dari sebatas toleransi, hubungan antar agama di indonesia lebih kepada persaudaraan anak bangsa yang tidak membedakan dan harmonis. Dialog antar agama harus sering dilakukan di semua penjuru negeri untuk menjalin kerukunan," ungkapnya.

Selain pemahaman yang tak utuh, Benny menyebut ujaran kebencian di media sosial yang marak terjadi tentang agama juga menyebabkan konfik antar agama. Untuk itu, dia mengatakan harus ada kedewasaan dalam literasi informasi untuk menghadapi banyaknya ujaran kebencian dan berita hoax. "Harus dewasa dalam menerima informasi, mengolah informasi, dan menanggapi informasi ini yang harus dipelajari. Belajar memahami perbedaan juga harus ditanamkan," tutur Rm.  Benny.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru