Rabu, 31 Desember 2025

Banjir Lahar Dingin Ile Lewotolok, Warga Diminta Waspadai DAS


  • Minggu, 06 Desember 2020 | 21:30
  • | News
 Banjir Lahar Dingin Ile Lewotolok, Warga Diminta Waspadai DAS Banjir lahar dingin yang terjadi di Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata. (Foto: Yeremias Y. Sere)

LEWOLEBA, ARAHKITA.COM - Banjir lahar dingin yang membawa material abu vulkanik dari gunung Ile Lewotolok, melanda Desa Jontona dan Desa Lama'au di Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, pada Minggu (6/12/2020).

Rinto, salah seorang warga Desa Jontona menuturkan, banjir lahar dingin dari gunung Ile Lewotolok tersebut, terjadi pada Minggu (6/12/2020) sekitar pukul 10.00 Wita. Banjir besar itu, lanjutnya, muncul saat selesai turunnya hujan yang sangat deras dari gunung Ile Lewotolok.

Ia menambahkan, banjir lahar dingin ini baru terjadi lagi saat ini, dimana kejadian itu, sudah tidak terjadi lagi sekitar 20 tahun yang lalu di wilayahnya. Menurutnya, selama ini jikalau akan terjadi banjir larva maka para tua-tua adat akan membuat ritual dengan menggunakan telur untuk bisa menahan banjir larva agar tak sampai ke daerah tersebut.

"20 tahun yang lalu itu sempat terjadi banjir larva tapi tua-tua adat di sini meyakini dengan membuat ritual menggunakan telur sehingga banjir itu selalu ditahan, itu menurut tradisi disini. Jadi sekitar 20 tahun terakhir ini tidak terjadi banjir besar yang bersamaan dengan batu dan pasir, kali ini baru terjadi lagi,"jelasnya.

Sementara itu, Pemantau Gunung Berapi, Sarif Abdul Manaf yang ditemui di lokasi banjir lahar tersebut menjelaskan, banjir lahar merupakan banjir yang membawah sisa abu, pasir dan batu akibat letusan gunung berapi sehingga bekas letusan tersebut terbawah oleh aliran sungai di sini.

Saat ini, menurutnya, pihaknya juga sedang melakukan pengamatan terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS) yang akan dialiri oleh lahar dingin tersebut karena dikawatirkan akan terjadi banjir susulan yang lebih besar lagi. Dan, lanjutnya, material yang akan dibawa banjir tersebut juga akan berpengaruh besar terhadap pemukiman penduduk yang berada di sekitar lokasi DAS itu.

"Banjir ini masih berupa abu karena letusannya juga lebih dominan abu, sementara untuk lontaran batunya, belum sampai kesini," jelasnya.Ia juga mengimbau kepada warga masyarakat yang berada ataupun yang akan melintasi DAS tersebut, agar lebih waspada dan harus berhati-hati apalagi saat ini curah hujan di wilayah tersebut semakin besar.

Selain memantau dan meninjau dua lokasi aliran sungai di Desa Jontona dan Desa Lama'au, Kecamatan Ile Ape Timur, pihaknya juga berusaha untuk mencari tahu lokasi aliran sungai yang lainnya, yang berpotensi menjadi aliran larva nantinya. Sementar itu, pihaknya juga melakukan pengukuran mata air panas, dimana mata air itu terjadi karena aktivitas fulkanik gunung berapi dan berada di sekitar gunung tersebut. Pengukuran terhadap mata air panas ini, sebutnya, rutin dilakukan pihaknya selama sebulan sekali untuk melihat indikasi kenaikan ataupun penurunan suhu dan panas.

"Suhunya dari bulan kemarin 48 derajat dan itu normalnya. Tapi ini sudah ada peningkatan 2 derajat lagi, jadi sekarang sudah 50 derajat,"ungkapnya.

Informasi yang dihimpun arahkita.com, banjir lahar dingin yang terjadi di Desa Jontona terjadi sekitar pukul 10.00 Wita sedangkan di Desa Lama'au terjadi sekitar pukul 05.00 Wita sebagai akibat dari tingginya curah hujan di lokasi lereng gunung Ile Lewotolok.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru