Rabu, 31 Desember 2025

Tiga ‘Senjata’ Hadapi Varian Baru COVID-19 Omicron yang Sudah Masuk Indonesia


  • Kamis, 16 Desember 2021 | 12:30
  • | News
 Tiga ‘Senjata’ Hadapi Varian Baru COVID-19 Omicron yang Sudah Masuk Indonesia Varian baru COVID-19 Omicron terdeteksi untuk yang pertama kali masuk Indonesia pada Rabu (15/12/2021) malam. (Net)

PADANG, ARAHKITA.COM – Varian baru COVID-19 Omicron terdeteksi untuk yang pertama kali masuk Indonesia pada Rabu (15/12/2021) malam. Hal tersebut diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menurut Budi, pasien pertama itu berada di Wisma Atlet Jakarta.

"Saya ingin menginformasikan perkembangan terbaru. Kemenkes tadi malam mendeteksi pasien inisial N terkonfirm Omicron pada 15 Desember 2021. Data-dat sudah kami konfirmasi, dan ini sudah data sequencing omicron," kata Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan konferensi pers perkembangan COVID-19 yang diikuti melalui Zoom di Jakarta, Kamis (16/12/2021) siang.

Dokter spesialis penyakit dalam yang juga vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD memaparkan ada tiga "senjata" yang harus dipersiapkan untuk menghadapi varian baru COVID-19, Omicron.

"Pertama, menjaga daya tahan tubuh dengan olahraga rutin, makan teratur dan menerapkan pola hidup sehat. Kedua, menerapkan protokol kesehatan 5M dan ketiga perlindungan ekstra dengan vaksinasi lengkap," kata Dirga di Padang, Rabu (1, pada webinar series dengan tema Waspada Varian Baru COVID-19 digelar PT Semen Padang.

Oleh sebab itu ia menyarankan bagi warga yang belum vaksin segera untuk vaksin, karena penting sekali untuk meningkatkan antibodi, supaya dapat memberikan perlindungan dari berbagai varian virus.

Menurut dia, hingga kini COVID-19 belum ada obatnya, dan varian baru Mmicron memang belum ada data apakah sudah masuk ke Indonesia atau belum.

"Kendati begitu, varian baru ini menghawatirkan," kata dia.

Ia menyampaikan sebaran virus Omicron ini pertama kali yang melaporkan Afrika Selatan pada akhir November 2021.

"Walaupun kemungkinan besar sudah menyebar sejak beberapa waktu sebelumnya. Penyebabnya apa hingga kini belum bisa dipastikan," katanya dikutip Antara.

Namun begitu, varian baru ini sudah menyebar dengan cepat hingga ke 77 negara.

Ia pun mengajak semua pihak waspada karena beberapa data awal tentang varian baru ini menunjukkan indikator yang mengkhawatirkan dan dapat mengubah arah pandemi, meskipun saat ini di Indonesia kasus COVID-19 sudah melandai dan situasi pandemi juga sudah agak melonggar.

"Sekarang situasi kita sudah mulai longgar dan jangan sampai kita kembali ke awal-awal pandemi, kerja WFH dan segala aktivitas dibatasi membuat kita sangat tidak nyaman. Untuk itu, jangan sampai kita abai dan tetaplah kita selalu waspada," katanya.

 

 

Editor : Patricia Aurelia

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru