Loading
RD. Leonardo Magnus Toda, Pr yang saat ini diakrabi Romo Andy. (Arahkita/Cyriakus Kiik)
MAUMERE, ARAHKITA.COM - RD. Leonardo Magnus Toda, Pr yang saat ini diakrabi Romo Andy merefleksikan imamatnya sebagai panggilan untuk penyelamatan gereja dan pelayanan umat kristiani. Karena itulah gereja masa kini sangat membutuhkan pelayan-pelayan yang militan. Tetapi, para imam yang adalah pelayan umat dan gereja diharapkan tidak menjadi selebritis.
"Para imam jangan menjadi selebritis", kata Romo Andy dalam kotbah misa Syukuran Imam Baru-nya di Rumah Adat Sigamitang Dusun Detuara Desa Nirangkliung Kecamatan Nita Kabupaten Sikka Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (14/6/2018).
Dalam refleksinya, menjadi imam itu sebuah misteri. Sebab, menjadi imam bukan kemauan manusia tetapi kehendak Allah. Karena kehendak Allah maka dandanan yang bagaimana pun tidak membuat Allah tergoda sedikit pun untuk memilih seseorang menjadi imamnya.
Selain itu, menurut Romo Andy, Allah memilih imamnya tidak karena status sosial tertentu dalam masyarakat atau gereja tetapi karena semangat melayani. "Status sosial apa pun tidak menjadi syarat bagi Allah untuk memilih seseorang menjadi imamnya. Jadi, Allah memilih seseorang menjadi imamnya bukan karena pekerjaannya sebagai pelaut seperti Petrus dalam. Kitab Suci atau karena besar jabatan dalam masyarakat", katanya.
Dia mengajak anak-anak muda terutama yang saat ini masih di bangku pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah untuk menjadi imam. Tetapi, anak-anak itu harus mendapat dukungan kuat dari orangtua dan keluarga.
"Dukungan itu berupa doa, doa dan doa. Dukungan itu pun harus tetap ada setelah menjadi imam terutama bagi imam-imam muda seperti saya ini', katanya.
Terkait misa syukur imamatnya di Rumah Adat Suku Sigamitang, Romo Andy berefleksi kalau inilah acara kedua selama hidupnya. Acara pertama saat tahbisan diakon dan kedua saat tahbisan imam.
"Selama hidup saya di rumah tidak pernah ada acara buat saya, seperti sambut baru, krisma atau wisuda. Saat sambut baru dan wisuda malahan saya rayakan bersama teman lain yang sambut baru dan wisuda", jelas Andy sambil melirik bapak-mamanya yang duduk di samping kanan mimbar dan mengundang tawa kecil hadirin.
RD. Leonardo Magnus Toda, Pr pose bersama Kepala Bandara Frans Seda Maumere saat penjemputan. (Arahkita/Cyriakus Kiik)
Perayaan misa syukur ini dihadiri ratusan umat katolik Paroki Tilang yang tersebar di tujuh stasi, yakni Stasi Nirangkliung, Kojamota, Jalo, Detunglikong, Hagerahu, Nangablo dan Tilang.
Tampil mendampingi Romo Andy saat misa adalah Pastor Paroki Tilang Romo Ofridus Upa, Pr, Hendrikus Nong, Pr dan Wilhelmus Lae, OCarm.
Pastor Paroki Tilang Romo Ofridus Upa, Pr selaku pastor conselebran berterimakasih kepada orangtua Romo Andy, Mikael Magnus dan Maria Toda, yang telah merelakan satu dari empat anaknya menjadi imam. Sebab, tidak semua orangtua bisa mengambil langkah berani seperti ini. "Ini luar biasa. Salah satu anak direlakan menjadi imam dalam satu barisan klerus dengan kami. Terimakasih bapak dan mama atas keberanian ini", katanya.
Dia meminta dukungan doa semua umat bagi semua imam. Sehingga, panggilan imamat mereka tidak kandas atau menjadi pengkhianat seperti Yudas Iskariot, salah satu murid Tuhan Yesus.
Sebelum perayaan misa ditutup, Romo Andy memberikan berkat khusus bagi perwakilan pemerintah, keluarga, suku terkait dan tujuh stasi di wilayah pastoral Paroki Tilang.
Turut hadir anggota DPRD Sikka dari Partai Gerindra Deodatus Djogo, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan Orang Muda Katolik (OMK) setempat.
Acara ini disemarakan dengan tarian ja'i, gawi dan togo. Umat berbaur menjadi satu mulai anak-anak, kaum muda sampai orang dewasa. Ada pula atraksi lainnya berupa vokal grup dari anak-anak PAUD, SD, SMP, SAMA, mahasiswa dan OMK. (Cyriakus Kiik)