Loading
Ilustrasi - Anak mandi. (iStock)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Banyak orang tua mengalami tantangan ketika anak tidak mau berhenti mandi, bahkan sampai tantrum. Psikolog klinis keluarga, Pritta Tyas, M.Psi, menjelaskan bahwa hal ini kerap terjadi karena komunikasi antara orang tua dan anak kurang jelas sejak awal.
Anak Tantrum karena Instruksi yang Tidak Spesifik
Dalam diskusi yang digelar di Jakarta, Minggu (20/7/2025), Pritta mengungkapkan bahwa anak-anak sering kali kesulitan memahami instruksi yang terlalu umum. Misalnya, saat orang tua berkata, "Jangan mandi terlalu lama, ya." Kalimat ini terdengar sederhana, namun tidak memberikan batasan waktu yang jelas bagi anak.
“Kalau cuma dibilang 'jangan lama-lama', anak nggak tahu berapa lama itu. Otaknya belum bisa menerjemahkan perintah yang tidak konkret,” ujar Pritta.
Buat Kesepakatan Durasi Mandi Sebelum Anak Masuk Kamar Mandi
Kunci utama untuk menghindari drama mandi adalah membuat kesepakatan bersama sebelum anak mandi. Misalnya, tetapkan bahwa mandi pagi hanya boleh berlangsung selama 10 menit. Setelah mandi, anak akan diajak bersiap memakai baju, sarapan, dan berangkat ke sekolah.
Aturan waktu bisa disesuaikan dengan kondisi harian, tetapi yang penting adalah adanya pemahaman bersama sejak awal.
“Intinya, lihat situasinya dari sudut pandang anak, bukan dari keinginan orang tua yang ingin semuanya serba cepat,” kata Pritta.
Libatkan Anak dalam Proses Mengatur Waktu
Agar anak merasa lebih bertanggung jawab, ajak ia ikut menentukan durasi mandinya. Gunakan timer sebagai alat bantu dan biarkan anak yang mengaktifkannya sendiri. Cara ini membantu anak merasa memiliki kendali terhadap waktu mandinya.
“Kalau orang tua yang atur timer, anak akan merasa kontrol ada di tangan orang tua. Tapi kalau dia yang atur, dia merasa punya tanggung jawab,” jelas Pritta.
Tambahkan Aktivitas Menarik Setelah Mandi
Selain pengaturan waktu, orang tua juga bisa memotivasi anak dengan memberi tahu aktivitas seru yang bisa dilakukan setelah mandi, seperti bermain atau menonton film favorit. Hal ini akan membuat anak lebih termotivasi untuk menyelesaikan aktivitas mandinya tepat waktu.
Ajak Anak Terlibat dalam Membuat Kesepakatan
Pritta menekankan pentingnya melibatkan anak dalam membuat kesepakatan. Anak perlu merasa punya andil dalam menentukan rutinitas, dan kesepakatan yang dibuat harus bersifat konkret serta mudah dipahami.
“Bicarakan hal-hal menarik setelah mandi, buat kesepakatan bersama, dan pastikan anak merasa terlibat. Itu kuncinya,” tutup Pritta dikutip Antara.