Loading
Ilustrasi - Parenting. ANTARA/HO-Pexels/ Emma Bauso.
MENGASUH anak sambil tetap menjalankan pekerjaan sering kali membuat orang tua merasa kelelahan. Namun, beban itu bisa jauh lebih ringan ketika pasangan bekerja sama. Kuncinya bukan pada siapa yang mengerjakan lebih banyak, tetapi bagaimana dua orang tua saling mendukung dalam keseharian.
Menurut pelatih orang tua dan remaja, Shruti Dwivedi, pengasuhan menjadi lebih bermakna ketika pasangan berjalan berdampingan. Berbagi tugas seperti menyiapkan sarapan, menemani anak belajar, atau mengatur jadwal tidur bukan hanya membantu pekerjaan rumah tangga, tetapi juga menciptakan rasa saling menghargai.
“Mengasuh anak memang tidak mudah, tetapi lebih terkelola ketika kedua orang tua hadir dan saling menolong. Bukan tentang membagi tugas secara 50-50, melainkan membangun dukungan penuh, ” ujarnya laman Hindustan Times, Rabu (3/12/2025) waktu setempat. Ketika hal ini dilakukan secara konsisten, hubungan pasangan juga cenderung lebih harmonis dan konflik berkurang.
Bukan hanya itu, dukungan pasangan di rumah turut memengaruhi performa kerja. Orang tua yang merasa ditemani dalam pengasuhan biasanya memiliki beban emosional lebih ringan sehingga lebih fokus dan percaya diri di kantor. Rutinitas pagi yang tertata bersama pasangan bahkan dapat mengubah mood sepanjang hari.
Manfaat kerja sama ini juga sangat terasa pada anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh dukungan cenderung memiliki kondisi emosional lebih stabil, percaya diri, dan lebih mudah mengikuti rutinitas harian.
Penelitian juga memperkuat hal ini. Sebuah studi tahun 2024 dari jurnal Psychology Research and Behaviour Management yang melibatkan 1.279 ibu dengan anak prasekolah di Shanghai menemukan bahwa ketika pengasuhan tidak dilakukan secara suportif, tingkat stres meningkat drastis—dan hal ini langsung berdampak pada munculnya masalah perilaku anak. Sebaliknya, ketika pengasuhan dilakukan bersama dan tanpa saling menyalahkan, anak lebih mudah merasa aman dan berperilaku lebih positif.
Studi lain pada 2025 yang dipublikasikan dalam World Journal of Psychiatry juga menunjukkan kaitan serupa. Dari 258 anak usia prasekolah yang diteliti, stres pengasuhan yang tinggi berhubungan dengan meningkatnya gangguan emosional dan perilaku. Hampir 30 persen efek tersebut bahkan muncul dari cara orang tua berinteraksi dengan anak saat merasa kewalahan. Ketika stres meningkat, orang tua lebih mudah kehilangan kesabaran—dan energi itu otomatis diserap oleh anak.
Karena itu, Dwivedi mendorong pasangan untuk mulai membangun sistem kerja sama yang sederhana tetapi efektif. Beberapa tips yang bisa diterapkan antara lain:
Kebiasaan-kebiasaan kecil ini membantu memperkuat hubungan, mengurangi tekanan, dan menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak. “Keluarga yang kuat tidak dibangun oleh satu orang tua super, tetapi oleh dua orang yang saling menopang,” tutup Dwivedi dikutip Antara