Selasa, 30 Desember 2025

IHSG Berpotensi Melemah, Sentimen Global dan Geopolitik Jadi Pemicu Utama


 IHSG Berpotensi Melemah, Sentimen Global dan Geopolitik Jadi Pemicu Utama IHSG Berpotensi Melemah, Sentimen Global dan Geopolitik Jadi Pemicu Utama. (Metro TV)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan Senin, 16 Juni 2025. Sentimen negatif global, terutama dari ketegangan geopolitik dan kebijakan moneter bank sentral dunia, diperkirakan menjadi faktor utama yang membebani pergerakan indeks.

“Secara teknikal, IHSG berpeluang melanjutkan koreksi dan menguji level MA200 di sekitar 7.132 hingga support di 7.100,” ujar Ratna dalam keterangannya di Jakarta.

Pasar saat ini mencermati sejumlah risiko global, termasuk eskalasi konflik di Timur Tengah dan kelanjutan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dengan mitra dagangnya. Selain itu, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Kanada pada 15–17 Juni 2025 turut menjadi perhatian investor.

 

Selain itu, pelaku pasar juga mencermati kebijakan moneter beberapa bank sentral selama pekan ini, diantaranya The Fed, People's Bank of China (PBoC), Bank of Japan (BoJ), Bank of England (BoE) dan Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap.

Kemudian, juga dengan bank sentral di Swiss, Swedia, Norwegia, Turki, Brasil, Filipina dan Taiwan.

Perkembangan negosiasi dagang kemungkinan akan terus membuat pelaku pasar waspada, dengan jeda 90 hari pada berbagai tarif Trump yang akan berakhir pada 8 Juli.

Sebelumnya, serangan Israel atas Iran yang kemudian dibalas oleh Iran pada Jumat (13/6), memicu kenaikan harga minyak mentah hampir 7 persen akibat kekhawatiran gangguan pasokan dari kawasan Timur Tengah.

Kenaikan harga minyak mentah mendorong kenaikan harga energi yang dapat berakibat pada kembali meningkatnya laju inflasi, sehingga US 10-year Bond Yield naik 5 bps menjadi 4,41 persen.

Pada perdagangan Jumat (13/06), bursa saham Eropa kompak bergerak melemah, diantaranya indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,39 persen, Euro Stoxx 50 melemah 1,31 persen, indeks DAX Jerman turun 1,07 persen, dan index CAC Prancis turun 1,04 persen.

Bursa saham AS di Wall Street juga kompak melemah pada perdagangan Jumat (13/06), setelah serangan Israel ke Iran yang meningkatkan ketidakpastian ekonomi dan politik serta memicu lonjakan harga energi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 769,83 poin atau 1,79 persen, berakhir di 42.197,79. Indeks S&P 500 jatuh 1,13 persen dan ditutup di 5.976,97, sementara Nasdaq Composite melemah 1,30 persen dan berakhir di 19.406,83.

 

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru