Selasa, 30 Desember 2025

BI: Pertumbuhan Ekonomi Global 2025 Diperkirakan Melemah ke Level 3 Persen


 BI: Pertumbuhan Ekonomi Global 2025 Diperkirakan Melemah ke Level 3 Persen Pertumbuhan Ekonomi Global 2025 Diperkirakan Melemah ke Level 3 Persen. (Korankaltara.com)

JAKARTA, ARAHITA.COM - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 akan berada di kisaran 3 persen, atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Pelemahan ini dipengaruhi oleh kebijakan tarif resiprokal yang semakin meluas di Amerika Serikat.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan hal ini dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI edisi Agustus 2025 yang digelar secara daring dari Jakarta, Rabu.

Menurut Perry, sejak 7 Agustus 2025, pemerintah Amerika Serikat memperluas cakupan tarif resiprokal dari semula 44 negara menjadi 70 negara. Beberapa negara seperti India dan Swiss bahkan dikenakan tarif lebih tinggi dibandingkan dengan pengumuman awal.

“Implementasi tarif resiprokal AS tersebut menimbulkan risiko akan semakin melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Perry.

Di Amerika Serikat, prospek pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih rendah sejalan dengan melemahnya permintaan domestik.

Ekonomi India juga melemah seiring dampak tarif AS yang lebih tinggi sehingga menekan kinerja ekspor dan sektor manufaktur negara tersebut.

Sementara itu ekonomi Eropa, Jepang, dan Tiongkok diprakirakan lebih baik seiring dengan kesepakatan tarif yang lebih rendah dan topangan belanja fiskal yang ditempuh oleh pemerintah negara-negara tersebut.

Kecenderungan pertumbuhan yang lebih rendah dan menurunnya inflasi mendorong sebagian besar bank-bank sentral menempuh kebijakan moneter yang akomodatif kecuali Jepang.

Di Amerika Serikat, tekanan inflasi yang cenderung menurun mendorong semakin kuatnya ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) ke depan.

“Meskipun demikian, dalam jangka pendek, ketidakpastian pasar keuangan global masih berlanjut dan perlu tetap diwaspadai guna menjaga ketahanan ekonomi domestik dari dampak rambatan global,” kata Perry dikutip Antara.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru