Loading
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu berbicara saat acara Indonesia Green Mineral Investment Forum 2025 di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Kamis (2/10/2025). ANTARA/Maria Cicilia Galuh.
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Program hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah diproyeksikan mampu menarik investasi besar. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu, menyebut potensi realisasi investasi dari hilirisasi bisa mencapai USD 618 miliar.Menurutnya, pemerintah sudah menyiapkan roadmap hilirisasi yang mencakup 28 komoditas strategis, mulai dari mineral, gas bumi, sektor kelautan, hingga kehutanan.
“Apabila konsep downstream ini berjalan sesuai rencana, maka potensi investasi sebesar 618 miliar dolar AS bisa terwujud. Perhitungannya sudah kami buat dalam roadmap hilirisasi,” ujar Todotua dalam keterangan di Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Fokus pada Komoditas Strategis
Todotua menjelaskan, beberapa komoditas menjadi prioritas utama dalam program hilirisasi, seperti nikel, bauksit, tembaga, dan emas. Indonesia dinilai memiliki sumber daya yang melimpah untuk komoditas tersebut, sehingga pengolahan di dalam negeri dapat memberikan nilai tambah lebih besar.
Kebijakan hilirisasi akan dijalankan secara bertahap, salah satunya melalui penghentian ekspor bahan mentah. Nantinya, bahan baku tersebut akan diolah di Indonesia hingga menjadi produk akhir.
“Komoditas seperti nikel sudah terbukti sukses dalam hilirisasi, dan ekosistemnya akan terus kami dorong. Begitu juga dengan bauksit, timah, tembaga, dan emas yang memiliki potensi strategis,” jelas Todotua.
Target Investasi Nasional 2025
Selain hilirisasi, pemerintah juga menetapkan target investasi nasional sebesar Rp1.900 triliun pada tahun 2025. Hingga semester I 2025, realisasi investasi sudah mencapai Rp1.000 triliun, sementara semester II ditargetkan Rp900 triliun.
“Memasuki semester II, kami terus memonitor dan mendorong para pelaku usaha untuk melaporkan realisasi investasi yang sudah berjalan,” tambahnya dikutip Antara.
Program hilirisasi diharapkan tidak hanya meningkatkan nilai tambah komoditas, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, memperkuat industri dalam negeri, serta memperbesar daya saing Indonesia di pasar global.