Selasa, 30 Desember 2025

Airlangga Sebut Dana Rp200 Triliun Bikin Bankir ‘Panas-Dingin‘ Jelang Akhir Tahun


 Airlangga Sebut Dana Rp200 Triliun Bikin Bankir ‘Panas-Dingin‘ Jelang Akhir Tahun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan kata sambutan dalam acara "Wealth Wisdom 2025" yang diselenggarakan Permata Bank di Jakarta, Selasa (7/10/2025). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa penempatan dana pemerintah senilai Rp200 triliun di lima bank besar memicu reaksi “panas-dingin” di kalangan bankir yang tengah mengejar target kredit menjelang akhir tahun.

“Itu membuat banker agak panas-dingin juga. Tadinya mereka sudah mulai tenang di akhir tahun, tapi kini harus menyesuaikan strategi setelah adanya tambahan dana Rp200 triliun di pasar,” ujar Airlangga dalam acara Wealth Wisdom 2025 yang digelar Permata Bank di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Menurutnya, langkah pemerintah menempatkan dana jumbo tersebut diharapkan dapat meningkatkan likuiditas, menurunkan biaya dana (cost of fund/CoF), serta meredam persaingan antarbank. Efek jangka panjangnya diharapkan dapat menekan suku bunga kredit, sehingga pembiayaan ke sektor riil menjadi lebih terjangkau.

Penempatan dana Rp200 triliun itu disalurkan ke lima bank, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri masing-masing sebesar Rp55 triliun, kemudian Bank Tabungan Negara (BTN) Rp25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp10 triliun.

Dorong Kredit Program Perumahan untuk UMKM

Selain kebijakan penempatan dana, Airlangga juga menjelaskan langkah pemerintah lain dalam memperkuat sektor riil, salah satunya melalui peluncuran Kredit Program Perumahan (KPP) — bagian dari skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menyasar pelaku UMKM sektor perumahan.Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp130 triliun untuk program ini, terdiri dari Rp113 triliun untuk pembiayaan sisi penyediaan rumah (supply side) dan Rp17 triliun untuk sisi permintaan (demand side).

“Dari sisi supply, kreditnya bisa sampai plafon Rp20 miliar. Jadi UMKM yang bergerak di bidang konstruksi bisa ikut menyediakan perumahan rakyat,” jelas Airlangga.

Ia juga mendorong Permata Bank dan perbankan lain untuk ikut memanfaatkan program ini, karena pemerintah telah menanggung subsidi bunga agar bunga kredit tetap ringan bagi masyarakat.

Untuk sisi penyediaan, pemerintah menanggung bunga sebesar 5 persen per tahun. Sementara dari sisi permintaan, debitur dengan plafon Rp10 juta–Rp100 juta mendapat subsidi bunga 10 persen, dan untuk plafon Rp100 juta–Rp500 juta mendapat subsidi bunga 5,5 persen.

“Kalau bank memberikan kredit berapa pun, pemerintah subsidi 5 persen. Jadi masyarakat langsung merasakan manfaatnya. Program ini ditargetkan bisa mendukung pembangunan 3 juta rumah, dan dari KUR saja dapat terealisasi sekitar 320 ribu unit rumah kecil,” tambahnya dilansir Antara.

Pertumbuhan Ekonomi dan Komitmen Fiskal

Airlangga menegaskan, pemerintah berkomitmen menjaga pertumbuhan ekonomi nasional tetap kuat dengan tetap menjalankan kebijakan fiskal yang hati-hati (prudent). Defisit APBN tetap dijaga di bawah 3 persen, sementara rasio utang terus dikendalikan agar tetap sehat.

Beberapa strategi yang ditempuh menuju target pertumbuhan ekonomi 8 persen antara lain melalui investasi infrastruktur, hilirisasi berkelanjutan untuk menciptakan nilai tambah, serta pemberdayaan sektor riil dan digitalisasi UMKM.

“Di tengah ketidakpastian global, resiliensi Indonesia tetap tinggi. Kita terus tumbuh dan berinovasi, dan dunia mengakui kinerja kita. Dengan fondasi ekonomi yang kokoh, mari kita lanjutkan pembangunan bersama,” pungkas Airlangga.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru