Rabu, 31 Desember 2025

Uang Beredar M2 Tembus Rp9.771 Triliun pada September 2025, Naik 8 Persen dari Tahun Lalu


 Uang Beredar M2 Tembus Rp9.771 Triliun pada September 2025, Naik 8 Persen dari Tahun Lalu Uang beredar M2 tembus Rp9.771 triliun pada September 2025. (VOI)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa jumlah uang yang beredar di masyarakat terus meningkat. Hingga September 2025, posisi likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tercatat mencapai Rp9.771,3 triliun, tumbuh 8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 7,6 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa peningkatan M2 ini terutama dipicu oleh kenaikan uang beredar sempit (M1) sebesar 10,7 persen (yoy) serta uang kuasi yang naik 6,2 persen (yoy).

Menurut BI, ada tiga faktor utama yang mendorong pertumbuhan M2 di September 2025, yakni aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat.

Pada sisi eksternal, aktiva luar negeri bersih tumbuh 12,6 persen (yoy) menjadi Rp2.085,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Agustus yang tercatat 10,7 persen. Di sisi lain, penyaluran kredit juga mencatat peningkatan 7,2 persen (yoy)—sedikit lebih cepat dari bulan sebelumnya (7,0 persen yoy).

Penyaluran kredit yang dimaksud hanya mencakup pinjaman langsung (loans), dan tidak termasuk surat berharga, tagihan akseptasi, atau repo. Selain itu, kredit yang diberikan oleh kantor bank di luar negeri maupun kredit kepada pemerintah pusat tidak termasuk dalam perhitungan ini.

Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat naik 6,5 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan 5,0 persen pada Agustus 2025 dikutip Antara.

Dari sisi uang primer (M0), BI mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan. Uang primer adjusted pada September 2025 tumbuh 18,6 persen (yoy), melonjak tajam dari 7,3 persen pada bulan sebelumnya dan kini mencapai Rp2.152,4 triliun.

Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan giro bank umum di Bank Indonesia yang meningkat 37 persen (yoy), serta uang kartal yang beredar yang naik 13,5 persen (yoy). BI menegaskan bahwa perhitungan M0 adjusted ini juga telah mempertimbangkan dampak dari kebijakan insentif likuiditas atau pengendalian moneter adjusted.

Kenaikan uang beredar ini menandakan bahwa aktivitas ekonomi dalam negeri masih menunjukkan pergerakan positif, seiring dengan meningkatnya kebutuhan dana masyarakat dan dunia usaha menjelang akhir tahun.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru