Loading
Tangkapan layar Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini memaparkan materi konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III 2025 secara daring di Jakarta, Senin (27/10/2025). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kembali menorehkan kinerja impresif di tengah ketatnya industri perbankan nasional. Hingga akhir kuartal III 2025, Bank Mandiri berhasil mencatat laba bersih konsolidasi mencapai Rp37,3 triliun, naik signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan ini ditopang oleh pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang mencapai Rp61,9 triliun. Sementara itu, pendapatan bunga bersih tumbuh 4,9 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp78,3 triliun, dan pendapatan non-bunga naik 7,97 persen yoy hingga menyentuh Rp33,2 triliun. Secara keseluruhan, total pendapatan Bank Mandiri menembus Rp112 triliun, atau tumbuh 4,79 persen yoy.
“Secara keseluruhan kinerja Bank Mandiri terjaga dengan baik di triwulan III 2025. Pertumbuhan ini mencerminkan keberlanjutan strategi dan ketahanan bisnis yang solid,” ujar Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, dalam Paparan Kinerja Kuartal III 2025 di Jakarta, Senin (28/10/2025).
Aset dan Kredit Terus Tumbuh
Hingga September 2025, total aset konsolidasi Bank Mandiri tercatat sebesar Rp2.563 triliun, naik 10,3 persen yoy. Sementara kredit konsolidasi mencapai Rp1.764,32 triliun, atau tumbuh 11 persen yoy—lebih tinggi dibanding rata-rata industri perbankan nasional yang hanya 7,7 persen menurut data Bank Indonesia.
Pertumbuhan ini didorong oleh dua segmen utama: kredit wholesale yang naik 14,7 persen yoy menjadi Rp982 triliun dan kredit retail yang tumbuh 4,58 persen yoy ke level Rp403 triliun.
Risiko Terjaga, Kualitas Aset Membaik
Bank Mandiri juga menunjukkan pengelolaan risiko yang kuat. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross per September 2025 tercatat hanya 1,03 persen, dengan rasio pencadangan (coverage ratio) mencapai 271 persen.
Disiplin manajemen risiko ini turut menjaga cost of credit (CoC) tetap rendah di level 0,51 persen.
Likuiditas Kuat dan Dana Murah Dominan
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 13 persen yoy menjadi Rp1.884 triliun. Komposisi dana murah (CASA) masih mendominasi sebesar 69,3 persen, mencerminkan efisiensi biaya dana yang solid.
Pertumbuhan DPK ini tidak lepas dari peningkatan transaksi digital melalui super app Livin’ by Mandiri, Livin’ Merchant, dan Kopra by Mandiri yang terus memperluas basis pengguna.
Dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 92,6 persen, Bank Mandiri masih memiliki ruang likuiditas yang cukup untuk memperluas kredit dan pembiayaan secara berkelanjutan.
Rasio Keuangan Makin Solid
Per akhir September 2025, capital adequacy ratio (CAR) secara konsolidasi tercatat 20,1 persen, menunjukkan permodalan yang kuat. Dari sisi profitabilitas, return on asset (ROA) berada di angka 2,39 persen, sedangkan return on equity (ROE) mencapai 21,2 persen.
Kualitas aset pun tetap sehat dengan loan at risk (LaR) di level 6,53 persen.
Selain itu, kontribusi pendapatan berbasis biaya (fee based income/FBI) terhadap total pendapatan terus meningkat, kini mencapai 32,7 persen. Lonjakan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan fee digital dan fee dari aktivitas treasury yang melonjak hingga 57 persen yoy.
Digitalisasi Dorong Efisiensi dan Pertumbuhan
Kinerja positif Bank Mandiri di 2025 tak lepas dari strategi digitalisasi yang agresif. Inovasi berkelanjutan pada Livin’ by Mandiri dan platform Kopra menjadi mesin utama pertumbuhan transaksi, efisiensi biaya, serta peningkatan loyalitas nasabah.
Dengan pondasi digital yang semakin kuat, Bank Mandiri optimistis dapat menjaga momentum pertumbuhan laba dan memperkuat posisinya sebagai bank dengan profit terbesar di Indonesia.