Selasa, 30 Desember 2025

Pasar Saham Indonesia Masuki Fase Bullish, Efek Pelonggaran Moneter Global


 Pasar Saham Indonesia Masuki Fase Bullish, Efek Pelonggaran Moneter Global Pengunjung melihat layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/10/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/agr/am

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Sinyal positif kembali menghampiri pasar modal Indonesia. Setelah berbulan-bulan bergerak hati-hati di tengah ketatnya kebijakan suku bunga global, kini pasar saham Tanah Air disebut memasuki fase bullish alias penguatan.

Chief Economist BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Helmy Kristanto menyebut, tren ini tak lepas dari perubahan arah kebijakan moneter global, terutama setelah The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat memangkas suku bunga acuannya.

“Pemangkasan suku bunga The Fed menunjukkan arah kebijakan yang lebih seimbang. Likuiditas global berpotensi membaik dan memberi ruang bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk menjaga stabilitas tanpa tekanan suku bunga tinggi,” jelas Helmy dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (3/11/2025).

Ia menambahkan, keputusan The Fed untuk menghentikan pengurangan neraca (balance sheet runoff) per 1 Desember 2025 menjadi sinyal kuat pelonggaran likuiditas global. Kondisi tersebut bisa mempercepat arus masuk modal ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia yang masih menawarkan imbal hasil menarik dan prospek ekonomi stabil.

“Dengan inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi yang solid, serta ruang kebijakan yang masih longgar, Indonesia memiliki daya tahan kuat dibanding negara lain di kawasan. Ini yang membuat pasar saham kita tetap menarik bagi investor global,” ujarnya.

IHSG Menuju Akhir Tahun dengan Tren Positif

Dari sisi teknikal, Chory Agung Ramdhani, Customer Engagement & Market Analyst Department Head BRIDS, melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah berada dalam tren kenaikan yang kuat.

“IHSG sudah menembus level 8.180 dan mendekati resistance 8.320, dengan support penting di area 7.989. Penurunan suku bunga The Fed menjadi katalis fundamental yang kuat untuk mendorong pergerakan pasar,” katanya dikutip Antara.

Chory menilai, pelonggaran moneter global akan memberi dorongan tambahan bagi pasar keuangan Indonesia hingga akhir tahun. Selain aliran dana asing yang kembali deras, sentimen window dressing—yakni kecenderungan investor meningkatkan pembelian saham menjelang penutupan tahun—diprediksi bakal memperkuat tren positif IHSG.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga pukul 11.50 WIB, IHSG menguat 99,57 poin atau 1,22 persen ke level 8.263,45 pada perdagangan Senin (3/11/2025).

Optimisme di Tengah Dinamika Global

Meski masih ada ketidakpastian dari dinamika geopolitik dan arah kebijakan ekonomi negara maju, pelaku pasar menilai fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat.

Kombinasi antara pelonggaran global, stabilitas inflasi, dan kinerja emiten yang positif memberi sinyal bahwa fase bullish ini berpeluang bertahan dalam jangka menengah.

“Investor mulai kembali percaya diri. Kalau tren ini terus berlanjut, bukan tak mungkin IHSG menembus level psikologis baru di atas 8.300 menjelang akhir tahun,” tutup Chory.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru