Selasa, 30 Desember 2025

Kripto Global Diprediksi Masih Konsolidasi hingga Akhir 2025, Pasar Indonesia Tetap Tahan Banting


 Kripto Global Diprediksi Masih Konsolidasi hingga Akhir 2025, Pasar Indonesia Tetap Tahan Banting Ilustrasi - Pergerakan nilai bitcoin dan aset kripto. ANTARA/HO-Leeloo The First at Pexels.com.

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Arah pergerakan aset kripto global masih penuh teka-teki. CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, memperkirakan bahwa hingga akhir 2025, pasar kripto akan berada pada fase konsolidasi. Kondisi ini dipicu oleh sikap wait and see pelaku pasar global terhadap ketidakpastian ekonomi, terutama soal kebijakan suku bunga Amerika Serikat.

Pada Sabtu (22/11/2025) ini, Bitcoin tercatat melemah tajam di level 84.537,42 dolar AS, mencerminkan kekhawatiran investor bahwa The Federal Reserve kemungkinan menunda pemangkasan suku bunga yang sebelumnya diprediksi terjadi pada Desember 2025.

Sentimen negatif tersebut semakin kuat setelah data tenaga kerja AS menunjukkan hasil jauh di atas ekspektasi, yakni penambahan 119.000 pekerja pada September dibanding proyeksi hanya 50.000. Kondisi ini langsung menekan harapan pasar, dengan probabilitas penurunan suku bunga turun ke kisaran 40 persen menurut CME FedWatch.

Pasar Indonesia Terbukti Lebih Stabil

Meski volatilitas global ikut terasa di Tanah Air, Calvin menegaskan bahwa ekosistem kripto Indonesia tetap menunjukkan ketahanan. Nilai transaksi memang turun, namun jumlah investor meningkat signifikan.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat:

  • Nilai transaksi kripto Januari–Oktober 2025: Rp409,56 triliun(turun 13,77% secara tahunan)
  • Jumlah pengguna kripto hingga September 2025: 18,61 juta orang(naik 3,05% hanya dalam satu bulan)

Pertumbuhan investor diperkirakan konsisten di atas 3 persen per bulan. Artinya, masyarakat Indonesia semakin mengenal aset kripto dan tetap bertahan meski pasar sedang lesu. Mereka tidak hengkang dari pasar, melainkan memilih strategi lebih hati-hati dalam memperkuat portofolio.

“Sampai saat ini belum ada sinyal kuat yang menunjukkan pasar sudah masuk fase bearish jangka panjang,” ujar Calvin.

Ia menyebut indikator on-chain, adopsi pengguna, dan aktivitas pengembang masih berada di level sehat.

Peran Kebijakan Pemerintah Sangat Penting

Calvin menilai kebijakan pemerintah menjadi salah satu faktor yang menjaga stabilitas pasar domestik. Mulai dari penguatan regulasi, rencana bursa aset kripto tambahan, sampai edukasi publik untuk mendorong literasi digital yang lebih luas.

“Fondasi ekosistem digital Indonesia semakin solid dan siap berkembang dalam jangka panjang,” tambahnya dikutip Antara.2026 Berpeluang Menjadi Tahun Pemulihan

Menurut Calvin, arah pasar di 2026 bisa lebih positif apabila: ✔ kondisi makro global membaik

✔ suku bunga mulai turun✔ minat risiko investor meningkat✔ likuiditas baru masuk ke pasar

Siklus pasca-halving Bitcoin yang biasanya memicu tren bullish juga bisa menjadi pendorong harga naik. Meski begitu, ia mengingatkan bahwa risiko eksternal masih perlu diwaspadai jika tekanan global belum mereda, yang dapat membuat pasar bergerak sideways lebih lama.

Calvin menutup dengan pesan optimistis namun penuh perhitungan: “Tetap waspada, lakukan analisis, pahami risiko. Tapi minat yang terus bertumbuh menunjukkan bahwa kripto di Indonesia makin matang dan potensial berkembang di masa depan.”

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru