Loading
Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Putut Hari Satyaka (ketiga dari kanan), Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Leonardo A.A. Teguh Sambodo (kedua dari kanan), dan Kepala Divisi Asia Timur dan Asia Tenggara BMZ Jerman Andreas Foerster (kedua dari kiri) foto bersama dalam Indonesia-Germany Bilateral Consultation Meeting 2025 di Jakarta, Rabu (26/11/2025). ANTARA/(Bappenas)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Pemerintah Indonesia dan Jerman kembali memperkuat kemitraan strategis untuk mendorong mobilisasi teknologi, pengetahuan, hingga pembiayaan pembangunan. Langkah ini ditegaskan dalam Indonesia–Germany Bilateral Consultation Meeting 2025 yang digelar di Jakarta, Jumat (5/12/2025).
Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas, Putut Hari Satyaka, menyebut Jerman sebagai salah satu mitra kunci dalam mendukung agenda pembangunan nasional.
“Jerman adalah partner penting bagi Indonesia. Kolaborasi ini bukan hanya soal proyek, tapi bagaimana kita memobilisasi teknologi, pengetahuan, dan pembiayaan untuk mencapai target pembangunan,” ujar Putut.
Pertemuan bilateral tersebut mematangkan arah kerja sama kedua negara dalam mendukung transformasi ekonomi, sekaligus mempersiapkan proses negosiasi lanjutan yang dijadwalkan pada 2026. Melalui forum konsultasi ini, Indonesia dan Jerman meninjau kembali sektor-sektor prioritas yang selaras dengan RPJMN 2025–2029.
Putut menambahkan bahwa konsistensi dialog antarpemerintah menjadi fondasi penting untuk memperkuat kolaborasi jangka panjang.
“Forum ini menjadi momentum untuk menyelaraskan portofolio kerja sama dengan prioritas pembangunan nasional, sekaligus memperkuat pijakan bagi kemitraan yang lebih strategis ke depan,” katanya.
Dukung Transformasi Menuju Indonesia Emas 2045
Melalui pertemuan ini, kedua negara menegaskan komitmen untuk memperkuat kapasitas institusi, mendorong pembiayaan inovatif, serta memastikan setiap program kerja sama berkontribusi pada Visi Indonesia Emas 2045.
Acara tersebut dihadiri berbagai pemangku kepentingan dari kedua negara, mulai dari Kementerian Keuangan, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri, hingga lembaga pembangunan seperti BMZ, GIZ, KfW, dan PTB. Sejumlah BUMN serta kementerian/lembaga terkait juga turut terlibat.
Pertemuan bilateral ini merupakan rangkaian konsultasi rutin yang biasanya dilaksanakan di antara periode negosiasi dua tahunan RI–Jerman.
Kepala Divisi Asia Timur dan Asia Tenggara BMZ Jerman, Andreas Foerster, menyoroti peran penting Indonesia dalam dinamika transformasi global, terutama karena potensi sumber daya yang dimilikinya.
Fokus Kerja Sama: Digitalisasi hingga Energi Terbarukan
Kedua negara membahas enam prioritas utama yang akan menjadi fokus kerja sama pembangunan:
Dari sisi Indonesia, arah kebijakan nasional yang relevan meliputi ketahanan pangan, pengelolaan air, ketahanan energi, serta penguatan ekonomi hijau dan biru.
Deputi Bidang Pangan, SDA, dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Leonardo Teguh Sambodo, menekankan pentingnya peningkatan kualitas pangan, konservasi air, dan modernisasi agroforestri untuk memperkuat ketahanan ekologis dan ekonomi.
Ia juga menyoroti kebutuhan percepatan transisi energi.
“Melalui kerja sama ini, kami akan terus memperluas integrasi energi nasional dengan energi terbarukan, sekaligus memperkuat daya saing industri,” kata Teguh dikutip Antara.
Hasil diskusi dalam pertemuan konsultasi akan menjadi acuan penyusunan agenda negosiasi G-to-G antara Indonesia dan Jerman pada 2026, termasuk penajaman program kerja sama pembangunan di berbagai sektor strategis.