Loading
Suasana acara Stakeholder Meeting kerja sama PT PLN (Persero) dengan Uni Eropa, KfW Development Bank, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) untuk proyek pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) pumped storage hydropower berskala besar di Sumatra Utara dan Jawa Timur pada Jumat (7/11) di Kantor PLN di Jakarta. (ANTARA/HO-PLN)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Upaya mendorong transisi energi Indonesia kembali mendapat angin segar. PT PLN (Persero) resmi memperluas kerja sama dengan Uni Eropa melalui pengembangan dua proyek pumped storage hydropower berskala besar yang akan dibangun di Sumatera Utara dan Jawa Timur.Langkah ini menandai penguatan komitmen bersama untuk menghadirkan sistem kelistrikan yang lebih andal, bersih, dan mendukung target ekonomi rendah karbon.
Kolaborasi Strategis untuk Masa Depan Energi Hijau
Dalam kerja sama tersebut, PLN tidak hanya menggandeng Uni Eropa, tetapi juga KfW Development Bank dari Jerman dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Kombinasi mitra internasional dan nasional ini membuka peluang lebih luas bagi PLN untuk memperkuat kapasitas teknis dan pengelolaan investasi energi bersih.
Baca juga:
Presiden Prabowo Gandeng Bloomberg, Dorong Investasi Energi Bersih dan Ekonomi Maritim Indonesia“Dengan dukungan Uni Eropa, KfW, dan PT SMI, PLN dapat memperluas akses terhadap berbagai bentuk technical assistance yang memperkuat kompetensi kami dalam pengembangan portofolio energi rendah karbon,” ujar Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly, dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (18/11/2025).
Dukungan Studi Kelayakan Senilai Rp116 Miliar
Uni Eropa dan KfW memberi dukungan teknis berupa penyusunan dokumen feasibility study untuk dua proyek besar:
Nilai pendanaan persiapan proyek mencapai 6 juta euro atau sekitar Rp116,67 miliar. Selain itu, PLN, PT SMI, dan KfW telah menandatangani Head of Agreement sebagai dasar pelaksanaan bantuan teknis untuk mempercepat pengembangan infrastruktur energi terbarukan di kedua wilayah.
Proyek Strategis dalam Peta Transisi Energi Indonesia
Kedua proyek pumped storage ini berfungsi sebagai “baterai raksasa” yang memperkuat kestabilan jaringan listrik nasional, sekaligus meningkatkan kemampuan PLN menyerap lebih banyak energi terbarukan sebagaimana tercantum dalam RUPTL 2025–2034.
“Transisi energi membutuhkan dukungan semua pihak serta skema pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan,” tambah Sinthya.
1. Indonesia Sumatera Pumped Storage – Danau Toba sebagai Waduk Bawah
Proyek di Simalungun akan memanfaatkan Danau Toba sebagai waduk bawah dan membangun waduk atas dengan teknologi ring dam. Investasi proyeknya diperkirakan mencapai: 582 juta dolar AS atau sekitar Rp9,56 triliun
2. Indonesia Grindulu Pumped Storage – Total Kapasitas 1.000 MW
Proyek di Pacitan akan memiliki empat unit turbin dengan kapasitas total: 1.000 MW. Estimasi investasi mencapai 1,08–1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp18,10–Rp21,79 triliun
Dua proyek strategis ini termasuk dalam paket pendanaan Team Europe yang mencapai 3,4 miliar euro (sekitar Rp66,11 triliun), fokus mendorong pembangunan energi bersih di Indonesia.
Komitmen Uni Eropa untuk Energi Bersih Indonesia
Perwakilan Uni Eropa untuk Indonesia, Jerome Pons, menyatakan dukungan berkelanjutan Uni Eropa melalui inisiatif Global Gateway.
“Uni Eropa mendukung Indonesia membangun sistem tenaga listrik yang modern, tangguh, dan rendah emisi,” ujar Pons dikutip Antara.
Dengan kolaborasi ini, Indonesia semakin dekat menuju masa depan energi yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan inklusif—sejalan dengan agenda global untuk menekan emisi dan memperkuat ketahanan energi.