Selasa, 30 Desember 2025

Transaksi Saham di Bali Meroket 72,5%: Anak Muda Jadi Penggerak Utama


 Transaksi Saham di Bali Meroket 72,5%: Anak Muda Jadi Penggerak Utama Ilustrasi - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Bali. ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna.

DENPASAR, ARAHKITA.COM — Pasar saham di Bali kembali menunjukkan geliat yang luar biasa. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali melaporkan bahwa nilai transaksi saham pada September 2025 menembus Rp4,8 triliun, melonjak 72,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di angka Rp2,8 triliun. Menariknya, kenaikan tajam ini sebagian besar digerakkan oleh investor muda.

Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menyebutkan bahwa pertumbuhan pasar modal di Bali berada pada tren positif selama dua tahun terakhir. “Investor pasar modal di Bali menunjukkan pertumbuhan double digit,” ujarnya di Denpasar, Minggu (7/12/2025). Ia menambahkan bahwa laju pertumbuhan transaksi tahun ini bahkan dua kali lebih cepat dibandingkan tahun 2024, yang saat itu naik 32,4 persen.

Seiring meningkatnya transaksi, nilai kepemilikan saham masyarakat Bali juga ikut menanjak. Pada September 2025, total kepemilikan saham tercatat Rp6,21 triliun, naik 30,4 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp5,09 triliun.

Tak hanya dari sisi nilai, jumlah investor pun melejit signifikan. Berdasarkan data Single Investor Identification (SID), jumlah investor saham di Bali kini mencapai 338.168 orang, melonjak drastis dari 133.749 SID pada September 2024.

Puji menjelaskan, pertumbuhan agresif ini tak lepas dari masifnya kegiatan literasi dan inklusi keuangan yang terus digencarkan. OJK Bali bersama lembaga jasa keuangan telah menyelenggarakan 1.404 kegiatan edukasi, mencakup pekerja, pelaku UMKM, petani, penyandang disabilitas, pelajar hingga mahasiswa, dengan total peserta lebih dari 610 ribu orang.

Salah satu program yang mendapat sambutan baik adalah integrasi literasi keuangan melalui Kuliah Kerja Nyata Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN LIK) yang melibatkan sekolah dan perguruan tinggi di Bali.

Dari sisi profil investor, Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Denpasar mengungkapkan bahwa investor usia 18–25 tahun menjadi kelompok terbesar dengan porsi 30,1 persen. Disusul kelompok usia 31–40 tahun (25,6 persen) dan 26–30 tahun (24,4 persen). Sementara investor berusia 41 tahun ke atas berkontribusi sekitar 19 persen.Jika dilihat dari jenis pekerjaan, pekerja swasta mendominasi dengan 41 persen, diikuti pelajar dan mahasiswa yang mencapai 18,3 persen—sebuah sinyal bahwa minat generasi muda terhadap pasar modal semakin kuat dikutip Antara.

Dari wilayah sebaran, investor terbanyak berasal dari Kota Denpasar dengan 32,6 persen, disusul Kabupaten Badung (19,4 persen) dan Kabupaten Buleleng (11,8 persen).Saat ini terdapat 29 galeri investasi yang tersebar di Bali, menggandeng kampus hingga asosiasi lembaga keuangan. Keberadaan galeri investasi ini menjadi salah satu motor penting yang mendorong akses masyarakat terhadap pasar modal semakin terbuka.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru