Loading
Senior Director Business Performance & Assets Optimization Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) Bhimo Aryanto dalam acara Public and Business Leader Forum: 2026 Outlook & Challenges di Jakarta, Sabtu (13/12/2025). (ANTARA/ Muhammad Heriyanto)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) membawa kabar gembira. Di tengah proses besar-besaran konsolidasi bisnis atau merger perusahaan-perusahaan BUMN, Danantara menjamin tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Proses perampingan BUMN yang ambisius ini juga dipastikan akan tuntas lebih cepat dari jadwal.
Senior Director Business Performance & Assets Optimization Danantara Indonesia, Bhimo Aryanto, menjelaskan bahwa pihaknya sedang merencanakan konsolidasi yang signifikan. Dari total 1.067 perusahaan BUMN beserta anak dan cucunya, jumlah tersebut akan dirampingkan menjadi hanya sekitar 250 perusahaan saja.
“Tahapan-tahapan itu, sebenarnya dari 1.067 kita mau squeeze [peras] efisienkan menjadi sekitar 250-an perusahaan BUMN beserta anak cucunya, dengan catatan tidak boleh ada lay-off,” tegas Bhimo dalam acara Public and Business Leader Forum: 2026 Outlook & Challenges di Jakarta, Sabtu (13/12/2025).
Strategi "Golden Shakehand" dan Realokasi Sumber Daya
Bhimo menambahkan, kunci untuk menghindari PHK adalah dengan melakukan strategi Golden Shakehand (tawaran pensiun dini yang menarik) yang memiliki Internal Rate of Return (IRR) cukup bagus, atau dengan melakukan realokasi sumber daya (karyawan) ke sektor yang lebih membutuhkan.
Baca juga:
Danantara Siapkan 33 Proyek Waste to Energy, Dorong Indonesia Capai Net Zero Emission 2060Selain menjamin keamanan karyawan, Danantara juga berupaya keras mempercepat proses konsolidasi ini. Awalnya, proses restructuring BUMN ditargetkan selesai pada 2027, kini target tersebut dipercepat untuk rampung pada 2026.
“Yang harusnya selesai di 2027 kita shorten (persingkat-Red) menjadi 2026. Jadi, semua BUMN sekarang berlari kencang, kita juga manage, proyek manajemen-nya juga tiap hari kita pelototin,” ujarnya dikutip Antara.
Efisiensi untuk Daya Saing Global
Percepatan dan restrukturisasi ini dilakukan bukan tanpa alasan. Bhimo menyoroti pentingnya efisiensi agar perusahaan BUMN mampu bersaing di kancah global. Menurutnya, restrukturisasi yang dilakukan tidak hanya mencakup pengurangan jumlah Board of Commissioners (BOC) dan Board of Directors (BOD). Tetapi juga menargetkan efisiensi di berbagai lapisan perusahaan.
“Ketika satu perusahaan harus berkompetisi dengan perusahaan lain, maka efisiensi menjadi penting. Ketika layer-nya cukup banyak... berapa puluh persen dia tidak kompetitif, karena tidak efisien compare to other players [dibanding dengan pemain lain],” jelas Bhimo, menekankan bahwa semakin banyak lapisan manajemen yang tidak efisien, semakin sulit BUMN memenangkan persaingan.