Selasa, 30 Desember 2025

Peluang Ekonomi Kreatif Masih Sangat Terbuka di Indonesia


 Peluang Ekonomi Kreatif Masih Sangat Terbuka di Indonesia Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno di di acara temu wartawan virtual Peluncuran Kampanye Bangga Ilustrator Lokal (9/11/2021). (Foto: Istimewa)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno di di acara temu wartawan virtual Peluncuran Kampanye “Bangga Ilustrator Lokal” (9/11/2021) mengatakan peluang ekonomi kreatif masih sangat terbuka di Indonesia. Terlebih, pemerintah juga telah menetapkan bahwa industri kreatif menjadi tulang punggung ekonomi negara.

“Para pelaku industri kreatif pun harus terus berkreasi dengan inovasi-inovasi baru agar produk mereka bisa bersaing. Selain inovatif, pelaku industri kreatif, termasuk dari kategori UMKM harus juga adaptif dengan situasi dan memiliki mental tangguh untuk tetap bisa bertahan. Jika itu semua bisa dimiliki pelaku industri kreatif maka ekonomi kreatif akan bisa bertumbuh dan bersaing,” ungkap Menparekraf Sandi.

Menparekraf pun mengungkapkan salut dan hormatnya bagi pengusaha-pengusaha kreatif di subsektor fesyen yang berhasil mengubah situasi krisis menjadi peluang, bahkan hingga mampu menolong atau mendukung sebanyak-banyaknya bakat dan tenaga kerja untuk bertahan dan berjaya di tengah krisis.

Hingga Juni 2021, sektor ekonomi kreatif sudah menyumbangkan produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 1.100 triliun dari 17 subsektor ekraf, yang didominasi fesyen, kuliner, dan kriya. Sumbangsih PDB sektor ekonomi kreatif (ekraf) bagi Indonesia ini menjadi nomor tiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dengan Hollywood dan Korea Selatan dengan K-POP. Sebanyak 33,4 persen pelaku ekraf di Indonesia berasal dari subsektor fesyen, termasuk dari industri kecil dan menengah, dimana totalnya mencapai 2,5 juta orang. Nilai ekspor subsektor fesyen juga yang terbesar, total mencapai 15 juta dolar AS pada 2019. Industri Kecil Menengah (IKM) di bidang fesyen sendiri sejak 2019 telah mencatatkan kontribusi besar pada (PDB) yakni sebesar 19,5 persen, sebuah peningkatan dari sebelumnya yang bernilai 5,4%.

“Oleh karena itu, saya menyatakan apresiasi dan dukungan penuh terhadap rencana SOVLO merangkul sebanyak-banyaknya ilustrator untuk melahirkan karya-karya unik dengan tema-tema positif dan pemberdayaan sehingga bernilai di pasar fesyen domestik bahkan jika perlu ekspor, lanjut Menparekraf.

Dengan optimisme bahwa industri fesyen bisa bersaing di kancah ekonomi global, Kemenparekraf juga melakukan pendampingan melalui fasilitas-fasilitas yang bisa mendorong subsektor ini menjadi semakin besar. Kemenparekraf akan mengeluarkan kebijakan untuk mendorong penggunaan karya fashion di dalam negeri, melancarkan ketersediaan bahan baku, sampai pada promosi dan dukungan terhadap produk-produk fashion dalam negeri di pasar domestik dan global.

Bagi SOVLO sendiri, kampanye Bangga Ilustrator Lokal menjadi langkah penting bagi upaya melebarkan sayap di era pemulihan ekonomi ini. Telahir sejak Juni 2020 sebagai upaya survival Lotus Group di awal pandemi, SOVLO telah mencatat pertumbuhan menggembirakan lewat kiprahnya di online marketplace. Melihat besarnya minat masyarakat terhadap produk-produk fesyen lokal, SOVLO mulai menggandeng ilustrator lokal sejak Februari 2021 untuk melahirkan karya-karya fesyen yang bisa dinikmati masyarakat lewat produk-produk seperti tas (sling bag, tote bag, waist bag, laptop sleeve), pouch, masker wajah, card case, dan baru-baru ini mulai diaplikasikan juga di lini pakaian (clothing line). Ilustrasi produk-produk SOVLO selama ini identik dengan tema-tema positif dan pemberdayaan yang diharap bisa menguatkan masyarakat di masa pemulihan ekonomi ini.

Sebagian besar produk SOVLO dipasarkan dengan jaminan garansi seumur hidup. Ini bisa dilakukan SOVLO karena didukung penjahit-penjahit berbakat yang mampu menjaga kualitas material dan jahitan produk-produknya. Oleh karena itu, jika ilustrator memilih untuk berkolaborasi dengan SOVLO, maka karya-karya mereka akan hadir di produk-produk berkualitas yang bisa diapresiasi dan dimanfaatkan masyarakat.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru