Loading
PGN Hadirkan Teknologi Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar AntaranewsAntaraH
JAKARTA, ARAHKITA.COM - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menghadirkan inovasi energi ramah lingkungan dengan meluncurkan teknologi yang mampu mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar setara solar di Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Teknologi ini diberi nama Fast Pyrolysis atau Faspol, dan produk bahan bakar yang dihasilkan disebut petasol.
Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman, menjelaskan bahwa penerapan teknologi Faspol dilakukan di Pusat Daur Ulang (PDU) Karimunjawa sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan wisata hijau atau green tourism di kawasan tersebut.
“Harapannya, teknologi Faspol tidak hanya menjawab persoalan penumpukan sampah plastik, tetapi juga menghadirkan solusi energi alternatif bagi masyarakat, terutama saat musim barat ketika pasokan BBM ke pulau sering terkendala cuaca,” ujar Fajriyah dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Mesin Faspol berkapasitas 50 kilogram per siklus merupakan hasil kolaborasi riset antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Bank Sampah Banjarnegara. Uji coba telah dilakukan pada tiga alat operasional, yaitu mesin Dongfeng milik PDU Karimunjawa, ekskavator di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), serta perahu nelayan. Hasilnya, petasol terbukti mampu menggantikan fungsi solar secara optimal.
Bahan bakar alternatif ini diharapkan menjadi solusi energi terjangkau yang bisa dimanfaatkan para nelayan dan masyarakat lokal. Kehadiran Faspol juga sejalan dengan komitmen PGN dalam memperkuat ketahanan energi berbasis ekonomi sirkular dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
“Melalui teknologi Faspol, kami ingin memastikan pertumbuhan pariwisata di Karimunjawa berjalan seiring dengan keberlanjutan lingkungan. Ini bukan hanya solusi energi, tetapi bagian dari ekosistem green tourism yang melibatkan masyarakat secara langsung,” tambah Fajriyah dikutip Antara.
Karimunjawa, yang berpenduduk sekitar 10 ribu jiwa dan dikunjungi lebih dari 80 ribu wisatawan pada 2024, menghasilkan 1,5 hingga 2 ton sampah per hari. Sekitar 46 persen di antaranya merupakan sampah anorganik seperti plastik, yang selama ini menjadi tantangan utama dalam pengelolaan limbah pulau.
Staf Ahli Bupati Jepara Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan, dan Sumber Daya Manusia, Sridana Paminto, menyambut baik inovasi tersebut. Ia menyebut teknologi Faspol sebagai langkah besar dalam menangani masalah sampah di wilayah kepulauan.
“Keberadaan mesin Faspol ini diharapkan menjadi solusi efektif untuk mengurangi volume sampah, menekan dampak lingkungan, sekaligus menghasilkan produk bernilai ekonomis yang bisa dimanfaatkan masyarakat,” kata Sridana.
Dengan teknologi ini, Karimunjawa diharapkan mampu menjadi contoh nyata penerapan wisata berkelanjutan yang memadukan inovasi energi, pengelolaan sampah, dan pemberdayaan masyarakat lokal.