Loading
Para aktivis Freedom Flotilla Coalition (FFC) berlayar dengan kapal Madleen menuju Gaza dari pelabuhan Catania, Italia, di Sisilia, Minggu (1/6/2025). (Foto: Metrotvnews/AP/Salvatore Cavalli)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Aqsa Working Group (AWG) secara resmi mendesak Amnesty International untuk segera mengambil langkah perlindungan terhadap 12 aktivis kemanusiaan yang tergabung dalam Madleen Freedom Flotilla, yang baru-baru ini ditangkap oleh militer Israel saat berupaya menyalurkan bantuan ke Gaza.
Dalam pernyataan resminya di Jakarta, AWG menyatakan dukungan penuh terhadap misi kemanusiaan Freedom Flotilla yang berlayar menuju Jalur Gaza. Misi ini bertujuan untuk menyalurkan bantuan logistik yang sangat dibutuhkan warga sipil di wilayah tersebut, sekaligus menembus blokade ketat yang diberlakukan oleh otoritas Israel.
Aksi Sipil Internasional Demi Kemanusiaan Gaza
AWG menilai langkah yang diambil oleh para aktivis di atas kapal Madleen sebagai bentuk solidaritas internasional yang nyata. Mereka memandang gerakan ini sebagai upaya kolektif masyarakat sipil global dalam mendukung perjuangan kemanusiaan Palestina, serta berharap lebih banyak partisipasi dari berbagai negara untuk menyuarakan hal serupa.
"Freedom Flotilla ini menjadi simbol perlawanan sipil terhadap ketidakadilan. Mereka bukan hanya membawa bantuan logistik, tetapi juga membawa suara dunia yang menolak keheningan atas penderitaan rakyat Gaza," ujar juru bicara AWG.
Kecaman Keras terhadap Aksi Militer Israel
AWG secara tegas mengutuk tindakan militer Israel yang menyerang dan menangkap 12 aktivis kemanusiaan tersebut pada Sabtu dini hari (8/6/2025) waktu Gaza. Insiden tersebut terjadi saat kapal Madleen mendekati perairan Gaza setelah berlayar selama sembilan hari dari Catania, Italia.
Menurut AWG, penangkapan ini tidak hanya merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap hukum internasional, tetapi juga mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia.
“Ini bukan sekadar penangkapan, melainkan bentuk pembajakan atas misi kemanusiaan. Israel harus dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan ini,” tegas mereka.
Seruan Global untuk Keadilan Palestina
AWG juga menyoroti peran Amerika Serikat dalam konflik ini, terutama setelah AS kembali memveto resolusi gencatan senjata permanen di Dewan Keamanan PBB. Mereka menyatakan bahwa langkah tersebut memperkuat narasi ketidakadilan yang dirasakan oleh rakyat Palestina dan pendukung mereka di seluruh dunia.
Dalam penutupnya, AWG menyerukan kepada warga Gaza dan masyarakat internasional untuk tetap teguh dalam perjuangan membebaskan Palestina, termasuk Masjid Al-Aqsa, dari penjajahan.
"Freedom Flotilla Madleen menjadi bukti bahwa Palestina tidak sendiri. Dunia mendengar, dunia peduli," ujar AWG, sembari menegaskan bahwa perjuangan kemanusiaan seperti ini tidak seharusnya dibalas dengan kekerasan atau intimidasi militer dikutip dari Antara.
Kapal Madleen memulai pelayarannya pada 1 Juni 2025 dari Catania, Italia. Dalam perjalanannya menuju Gaza, mereka beberapa kali diganggu oleh drone militer Israel. Saat mencapai perairan Gaza, seluruh aktivis ditangkap dan dilaporkan dibawa ke lokasi yang belum diketahui hingga saat ini.