Selasa, 30 Desember 2025

Militer Israel Selidiki Dugaan Kejahatan Perang Terkait Penembakan Warga Gaza Saat Distribusi Bantuan


 Militer Israel Selidiki Dugaan Kejahatan Perang Terkait Penembakan Warga Gaza Saat Distribusi Bantuan Warga Gaza mengantre bantuan. (Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Militer Israel telah meluncurkan penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang setelah semakin banyak bukti bahwa pasukan telah dengan sengaja menembaki warga sipil Palestina yang berkumpul untuk menerima bantuan di Gaza.

Ratusan orang telah tewas dalam beberapa minggu terakhir setelah menjadi sasaran serangan udara, penembakan, dan pemboman oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat menunggu makanan didistribusikan atau saat menuju lokasi distribusi.

Laporan media Israel Haaretz mengungkap kesaksian tentara anonim yang mengaku diperintah menembaki kerumunan di dekat lokasi distribusi makanan untuk menjauhkan mereka dari posisi militer. Beberapa di antaranya mengaku khawatir perintah tersebut melibatkan penggunaan kekuatan mematikan terhadap warga yang tidak mengancam secara langsung.

Unit militer khusus yang bertugas meninjau dugaan pelanggaran hukum internasional juga dikabarkan tengah memeriksa tindakan tentara di berbagai titik distribusi sepanjang bulan lalu. Meski demikian, IDF membantah tuduhan itu dan menegaskan bahwa tidak ada perintah untuk menargetkan warga sipil.

“Arahan IDF melarang serangan terhadap warga sipil,” tegas mereka dalam pernyataan resmi seperti dilansir The Guardian.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz ikut mengecam laporan tersebut, menyebutnya sebagai "kebohongan jahat" yang dinilai bertujuan merusak citra IDF sebagai "militer paling bermoral di dunia".

Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk sejak Israel memberlakukan blokade penuh terhadap masuknya pasokan makanan dan kebutuhan pokok sepanjang Maret dan April.

Meski blokade sebagian telah dicabut, upaya distribusi bantuan tetap menghadapi hambatan besar, mulai dari jalanan yang hancur, pembatasan militer, hingga maraknya penjarahan oleh kelompok bersenjata maupun warga yang putus asa.

Pada Kamis, 18 warga Palestina tewas dalam serangan udara di Deir al-Balah, Gaza tengah. Serangan itu menghantam sekelompok petugas keamanan lokal yang tengah mengatur distribusi tepung.

Menurut rumah sakit Martir al-Aqsa, korban termasuk anak-anak, tujuh anggota unit keamanan lokal, dan beberapa warga sipil. Militer Israel belum memberikan pernyataan terkait insiden ini.

Unit keamanan yang dikenal sebagai "Sahm" dibentuk oleh Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikendalikan Hamas untuk menjaga distribusi bantuan dari penjarahan dan penjualan ilegal. Saksi mata melaporkan banyak korban yang tengah mengambil bantuan saat serangan terjadi di gudang tepung dekat persimpangan Baraka.

Salah satu korban selamat, Ahmed Abu Zubeida, menggambarkan kekacauan di lokasi kejadian. “Saya terkena serpihan meski berada cukup jauh dari titik ledakan. Di sekitar saya, tubuh-tubuh bergelimpangan, darah memenuhi jalan, dan jeritan terdengar di mana-mana,” ujarnya.

Distribusi bantuan di Gaza selama perang sebagian besar dikelola oleh PBB dan lembaga kemanusiaan internasional. Namun, Israel menuduh Hamas menyalahgunakan bantuan untuk mendukung operasi militer mereka. Tuduhan ini dibantah oleh PBB dan organisasi bantuan, yang menegaskan sistem distribusi mereka diawasi secara ketat.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru