Loading
Ilustrasi - Ribuan Warga Batang menghadiri "Aksi Bela Palestina" di Jalan Veteran Kabupaten Batang, Minggu (19/11/2023). (RRI)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina melalui berbagai langkah konkret. Dalam Pertemuan Tingkat Menteri ke-4 CEAPAD (Conference on Cooperation among East Asian Countries for Palestinian Development), Menteri Luar Negeri RI Sugiono menegaskan posisi Indonesia yang konsisten dalam memperjuangkan pengakuan kedaulatan Palestina dan mendukung gencatan senjata.
Berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia pada Jumat (11/7/2025), forum tersebut menjadi panggung bagi Indonesia untuk memaparkan kontribusinya, baik di bidang kemanusiaan, pendidikan, pertanian, hingga diplomasi internasional.
“Tujuan utama kami tidak pernah berubah, yakni mendukung perjuangan diplomatik Palestina dan memperluas pengakuan dunia atas kedaulatan mereka,” ujar Menlu Sugiono dalam sambutannya.
Bantuan Kemanusiaan dan Pengembangan Kapasitas
Indonesia tercatat telah menyumbang dana kemanusiaan sebesar 2 juta dolar AS kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang bekerja langsung di wilayah Gaza. Bantuan ini menjadi bentuk nyata solidaritas Indonesia terhadap penderitaan rakyat Palestina di tengah konflik yang berkepanjangan.
Selain itu, dalam sektor pertanian, Indonesia menggandeng Jepang untuk menjalankan program pelatihan bagi 20 pelajar Palestina dalam pengembangan pertanian alpukat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan, memberdayakan komunitas pedesaan, dan membuka peluang ekspor produk agrikultur Palestina.
Tak berhenti di situ, Menlu RI juga mengungkapkan bahwa Indonesia akan menyumbangkan hingga 10 ribu ton beras untuk Palestina, melalui kerja sama dengan Kementerian Pertanian Palestina.
Dukungan Pendidikan dan Kesehatan
Dalam bidang pendidikan dan kesehatan, Indonesia telah menyediakan beasiswa bagi enam dokter Palestina untuk menempuh pendidikan spesialis bedah plastik di Indonesia. Di samping itu, program beasiswa bagi 40 mahasiswa Palestina untuk belajar di Universitas Pertahanan Jakarta juga dipastikan berlanjut.
“Kami percaya bahwa pembangunan kapasitas manusia adalah fondasi dari kemerdekaan sejati,” ujar Sugiono.
Peran Strategis CEAPAD
Lebih jauh, Sugiono mengajak seluruh negara anggota CEAPAD untuk memperkuat kolaborasi demi membangun ketahanan jangka panjang Palestina, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan reformasi kelembagaan.
Ia menekankan bahwa CEAPAD bukan hanya forum kerja sama pembangunan, tetapi juga platform solidaritas dan advokasi yang menghubungkan inovasi negara-negara Asia Timur dengan aspirasi kemerdekaan dan perdamaian rakyat Palestina.
“CEAPAD harus menjadi suara bagi hak-hak Palestina—bukan sekadar mitra, tapi penggerak solidaritas nyata,” tegasnya dikutip Antara.
CEAPAD sendiri merupakan forum yang terdiri dari 11 negara: Palestina, Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Jepang, Laos, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam. Forum ini dibentuk untuk memperkuat dukungan pembangunan dan kapasitas rakyat Palestina dari negara-negara Asia Timur.