Selasa, 30 Desember 2025

Hanya 73 Truk Bantuan yang Tiba dalam 24 Jam Terakhir, Kelaparan di Gaza Kian Memburuk


 Hanya 73 Truk Bantuan yang Tiba dalam 24 Jam Terakhir, Kelaparan di Gaza Kian Memburuk Hanya 73 Truk Bantuan yang Tiba dalam 24 Jam Terakhir. (Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza terus memburuk seiring dengan terbatasnya bantuan kemanusiaan yang berhasil masuk ke wilayah tersebut.

Kantor Media Pemerintah di Gaza melaporkan bahwa hanya 73 truk bantuan yang masuk dalam 24 jam terakhir, Minggu, 27 Juli 2025. Jumlah itu jauh dari kebutuhan minimum harian yang diperkirakan mencapai 600 truk untuk mendukung 2,4 juta penduduk Gaza yang terdampak perang.

Blokade ketat Israel yang telah berlangsung selama berbulan-bulan dinilai sebagai faktor utama kelaparan massal di Gaza. Dalam pernyataannya, kantor media Gaza menuduh Israel secara sistematis menciptakan kelaparan dan kekacauan di seluruh wilayah. Sedikitnya 133 orang, termasuk 87 anak-anak, dilaporkan telah meninggal karena kelaparan sejak pecahnya konflik militer.

“Kelaparan menyebar cepat dan kini memengaruhi seluruh populasi Gaza, termasuk 1,1 juta anak-anak,” bunyi pernyataan itu.

 

Meskipun sejumlah negara dan organisasi internasional telah mengumumkan rencana pengiriman ratusan truk bantuan ke Gaza, hanya 73 truk yang benar-benar tiba. Sebagian di antaranya, menurut pernyataan itu, mengalami penjarahan atau terhalang di bawah pengawasan ketat Israel.

Kantor media itu juga melaporkan bahwa terdapat tiga pengiriman bantuan melalui udara, namun total muatan ketiganya hanya setara dengan dua truk bantuan.

Bantuan udara tersebut justru mendarat di "zona merah", yaitu area pertempuran aktif yang telah ditandai di peta militer Israel, di mana warga sipil tidak bisa mengambil bantuan secara aman.

"Yang terjadi saat ini adalah sebuah lelucon," lanjut pernyataan itu, seraya menuding komunitas internasional turut berperan melalui "janji-janji palsu" dan "informasi menyesatkan" yang berasal dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

Pihak Gaza kembali menyerukan agar semua penyeberangan perbatasan dibuka tanpa syarat, serta menuntut masuknya makanan, air bersih, dan susu formula bayi secara segera.

Otoritas Palestina menyatakan bahwa Gaza membutuhkan sedikitnya 600 truk bantuan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan 2,4 juta penduduknya.

Pada hari yang sama, dilansir Antara, Israel mengumumkan rencana jeda pertempuran secara lokal dan sementara untuk memungkinkan pengiriman bantuan melalui koridor aman yang telah ditentukan, setelah puluhan warga Palestina tewas akibat kelaparan di wilayah yang diblokade itu.

Sementara itu, Yordania menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan tiga kali pengiriman bantuan udara ke Gaza bekerja sama dengan Uni Emirat Arab.

Krisis kelaparan di Gaza kini telah berkembang menjadi bencana kemanusiaan.

Rekaman yang beredar menunjukkan warga dalam kondisi sangat kurus, beberapa di antaranya hanya tinggal kulit dan tulang, jatuh pingsan akibat kelelahan, dehidrasi, dan kelaparan berkepanjangan.

Israel telah memberlakukan blokade atas Gaza selama 18 tahun, dan sejak 2 Maret 2024, seluruh jalur penyeberangan ditutup sepenuhnya. Tindakan rezim Zionis yang didukung Amerika Serikat ini telah memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.

Meski mendapat tekanan dari dunia internasional untuk menghentikan agresi, militer Israel tetap melanjutkan serangan ke Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Hampir 60.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Pemboman tanpa henti itu telah meluluhlantakkan Jalur Gaza dan menyebabkan kelangkaan pangan.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas agresi militer terhadap wilayah tersebut.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru