Loading
Trump Berlakukan Tarif 50 Persen untuk Impor Produk Tembaga. (Bisnis.com)
WASHINGTON, ARAHKITA.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif sebesar 50 persen terhadap impor produk tembaga tertentu mulai 1 Agustus 2025.
Langkah ini diambil untuk melindungi industri manufaktur dalam negeri dan menjaga kepentingan keamanan nasional.
Dalam proklamasi yang ditandatangani Rabu (30/7/2025), Gedung Putih menyebut bahwa tarif akan diberlakukan untuk produk tembaga setengah jadi serta berbagai barang turunan seperti kawat, pipa, batang, kabel, konektor, dan komponen listrik. Produk-produk ini digunakan secara luas dalam sektor militer, energi bersih, dan industri elektronik.
Keputusan ini mengikuti rekomendasi dari Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, yang melakukan penyelidikan sejak Februari atas permintaan langsung dari Trump. Hasil investigasi menunjukkan bahwa ketergantungan tinggi terhadap tembaga impor dapat melemahkan kemampuan militer dan infrastruktur strategis AS.
Sebagai bagian dari upaya mendukung industri tembaga dalam negeri, proklamasi yang ditandatangani Trump tersebut, dilansir Antara, juga memberikan kewenangan kepada Menteri Perdagangan untuk mengambil langkah tambahan.
Salah satunya mewajibkan 25 persen limbah tembaga berkualitas tinggi yang dihasilkan di domestik untuk dijual di dalam negeri.
Selain tarif yang disebutnya sebagai tarif resiprokal, Trump juga telah memberlakukan tarif atas sektor lain seperti otomotif, baja, dan dan sektor lainnya dengan alasan keamanan nasional.
Pada awal Juni, pemerintah Trump menggandakan tarif untuk impor baja dan aluminium menjadi 50 persen, hanya kurang dari tiga bulan setelah menerapkan langkah perlindungan pertama yang difokuskan pada sektor-sektor tertentu.
Seiring meningkatnya permintaan global terhadap tembaga, Amerika Serikat mengalami peningkatan ketergantungan terhadap impor logam tersebut dalam beberapa tahun terakhir, meskipun AS dulunya salah satu produsen utama tembaga di dunia.
Pejabat AS mengatakan bahwa Trump menyadari ketergantungan berlebihan terhadap tembaga asing dalam berbagai bentuk dapat menimbulkan kerentanan bagi kemampuan militer, pembangunan infrastruktur, dan inovasi teknologi Amerika.
Gedung putih mengatakan, penggunaan tembaga impor di AS melonjak dari hampir nol persen pada tahun 1991 menjadi 45 persen dari total konsumsi tahun 2024.