Selasa, 30 Desember 2025

Ribuan Warga Turun ke Jalan Bangkok, Desak Perdana Menteri Thailand Mundur


 Ribuan Warga Turun ke Jalan Bangkok, Desak Perdana Menteri Thailand Mundur Para pengunjuk rasa antipemerintah berkumpul di Monumen Kemenangan selama protes yang menuntut Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengundurkan diri setelah percakapan teleponnya dengan mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen bocor. Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha/Kumparan)

BANGKOK, ARAHKITA.COM – Aksi unjuk rasa besar-besaran kembali mengguncang ibu kota Thailand. Sekitar 10.000 orang dilaporkan berkumpul di kawasan Monumen Kemenangan, Bangkok, Sabtu (2/8/2025), dalam demonstrasi anti-pemerintah yang digelar oleh kelompok United Front to Defend Thai Sovereignty.

Aliansi sipil patriotik ini menyuarakan tiga tuntutan utama, salah satunya adalah desakan agar Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra segera mundur dari jabatannya. Paetongtarn saat ini sedang menjalani pemberhentian sementara, menunggu putusan Mahkamah Konstitusi terkait dugaan pelanggaran etika konstitusi.

Tiga Tuntutan Demonstran: Mundur, Tarik Koalisi, dan Bela Kedaulatan

Selain mendesak pengunduran diri PM Paetongtarn, para demonstran juga meminta pembubaran partai-partai koalisi yang tergabung dalam pemerintahan saat ini. Tak hanya itu, mereka menuntut sikap tegas pemerintah dalam mempertahankan kedaulatan nasional, khususnya terhadap dugaan pelanggaran wilayah oleh Kamboja.

Isu perbatasan ini menjadi pemicu ketegangan. Bentrokan bersenjata antara Thailand dan Kamboja sempat terjadi selama lima hari sebelum akhirnya kedua negara sepakat melakukan gencatan senjata pada 28 Juli lalu.

Aksi Damai Dijaga 2.000 Polisi

Menurut Komisaris Kepolisian Metropolitan Bangkok, Letnan Jenderal Sayam Boonsom, aksi yang berlangsung sejak pukul 12.00 siang waktu setempat ini telah mendapat izin resmi. Bahkan sejak pukul 10.00 pagi, panggung utama sudah dibuka untuk menyambut peserta yang datang lebih awal.

“Kondisi di lapangan hingga saat ini masih kondusif. Para peserta aksi juga bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk memastikan akses menuju dua rumah sakit terdekat tetap terbuka,” ungkap Sayam.

Sekitar 2.000 personel polisi dikerahkan untuk menjaga ketertiban selama aksi berlangsung.

Unjuk Rasa Kedua dalam Dua Bulan

Aksi pada Sabtu ini merupakan demonstrasi kedua yang digelar kelompok United Front to Defend Thai Sovereignty dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, unjuk rasa serupa juga terjadi di tempat yang sama pada 29 Juni 2025 dan diikuti lebih dari 6.000 orang.

Gelombang protes ini mencerminkan meningkatnya tekanan politik terhadap pemerintahan Paetongtarn Shinawatra, serta meningkatnya kekhawatiran publik terhadap isu kedaulatan nasional dan etika kepemimpinan.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru