Selasa, 30 Desember 2025

Meningkatnya Ancaman Nuklir, IAEA Peringatkan Tren Berbahaya di Tengah Konflik Global


 Meningkatnya Ancaman Nuklir, IAEA Peringatkan Tren Berbahaya di Tengah Konflik Global Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Mariano Grossi, dalam wawancara dengan Vatican News. (Tangkapan Layar Youtube Vatican News)

VATICAN, ARAHKITA.COM – Kekhawatiran dunia terhadap senjata nuklir kembali mencuat. Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Mariano Grossi, mengingatkan bahwa semakin banyak negara mulai mempertimbangkan kepemilikan senjata nuklir, alih-alih berfokus pada upaya perlucutan.

Pernyataan tersebut disampaikan Grossi usai bertemu Paus Leo XIV di Vatikan pada Jumat (5/9). Ia menilai tren ini berpotensi membuka babak baru dalam perlombaan senjata global.

“Yang kita saksikan sekarang adalah peningkatan modernisasi dan pengembangan senjata nuklir. Bahkan negara-negara yang sebelumnya tidak memiliki kemampuan itu mulai berbicara terbuka mengenai kemungkinan memilikinya,” ungkap Grossi dalam wawancara dengan Vatican News.

Grossi menyebut fenomena ini terjadi tidak hanya di kawasan Asia, tetapi juga di beberapa negara Barat. Menurutnya, persepsi bahwa kepemilikan nuklir dapat memperkuat posisi geopolitik membuat sejumlah negara tergoda untuk mengikuti jejak kekuatan besar.

“Situasi ini sangat berbahaya. Kita harus mencegah normalisasi gagasan bahwa memiliki senjata nuklir adalah hal yang wajar atau bahkan perlu,” tegasnya.

Selain menyoroti tren global, Grossi juga menyinggung kondisi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina yang hingga kini berada dalam ancaman serangan militer. Lokasi PLTN yang berada di garis depan konflik membuatnya rentan terhadap potensi kerusakan serius.

“Risikonya nyata. Kalau melihat posisi Zaporizhzhia, kemungkinan terjadinya insiden sangat tinggi,” tambahnya.

Peringatan IAEA ini kembali menggarisbawahi urgensi diplomasi internasional dalam mengendalikan ambisi nuklir. Dunia dihadapkan pada pilihan: memperkuat komitmen perlucutan atau membiarkan eskalasi senjata nuklir yang bisa berujung pada bencana.

 

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru