Rabu, 31 Desember 2025

Sébastien Lecornu Jadi PM Baru Prancis, Janji ‘Perubahan Besar‘ di Tengah Krisis Politik


 Sébastien Lecornu Jadi PM Baru Prancis, Janji ‘Perubahan Besar‘ di Tengah Krisis Politik Perdana Menteri Prancis yang baru Sébastien Lecornu mengatakan kerendahan hati adalah pendekatan kunci dalam upacara serah terima. (Foto: Stéphanie Lecocq/Reuters/The Guardian)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Prancis kembali memiliki perdana menteri baru. Sébastien Lecornu, politikus berusia 39 tahun yang sebelumnya menjabat Menteri Pertahanan, resmi menggantikan François Bayrou. Dalam pidato perdananya, Lecornu berjanji menghadirkan “perubahan besar” dari pola politik lama yang dianggap gagal menjawab keresahan rakyat.

Pergantian kepemimpinan ini terjadi setelah Bayrou, yang berasal dari kubu tengah, dilengserkan akibat usulan penghematan anggaran yang tidak populer. Lecornu kini menghadapi tantangan berat: menyatukan parlemen yang terpecah antara kubu kiri, kanan ekstrem, dan tengah, sekaligus memastikan anggaran negara untuk tahun depan dapat disepakati.

Tantangan di Tengah Parlemen yang Terbelah

Prancis tengah berada dalam periode ketidakstabilan politik. Dalam satu tahun terakhir, sudah tiga kali kursi perdana menteri berganti. Sebelumnya, Michel Barnier dari sayap kanan hanya bertahan tiga bulan, lalu Bayrou pun tumbang. Kini giliran Lecornu diuji.

“Tidak ada yang mustahil, kita akan sampai di sana,” kata Lecornu optimistis. Meski begitu, tanpa dukungan mayoritas parlemen, posisinya bisa sewaktu-waktu terancam oleh mosi tidak percaya dari oposisi.

Dekat dengan Macron, Dijuluki “Putra Spiritual”

Lecornu dikenal sebagai salah satu sekutu terdekat Presiden Emmanuel Macron sejak 2017. Bahkan, ia kerap dijuluki “putra spiritual Macron” karena loyalitasnya. Latar belakang politiknya pun unik: semula berasal dari sayap kanan di era Nicolas Sarkozy, lalu bergabung dengan kubu sentris Macron delapan tahun lalu.

Kedekatannya dengan Macron membuat oposisi skeptis akan janji “perubahan besar”. Partai La France Insoumise dari kubu kiri sudah menyiapkan mosi tidak percaya, sementara kubu kanan menyebut posisi Lecornu “sangat genting” sebagaimana dilaporkan The Guardian.

Jalan Sulit di Depan Mata

Di luar parlemen, Lecornu juga harus menghadapi gelombang protes. Puluhan ribu demonstran turun ke jalan pada pekan pertamanya menjabat, sementara 80 ribu polisi dikerahkan untuk menjaga keamanan.

Hasil survei awal pun kurang berpihak. Menurut lembaga Odoxa, tingkat penerimaan publik terhadap Lecornu tercatat sebagai yang terendah bagi perdana menteri baru dalam beberapa tahun terakhir.

Meski demikian, Lecornu menegaskan akan berusaha membangun gaya kepemimpinan baru yang lebih rendah hati, kreatif, dan terbuka terhadap kerja sama dengan oposisi. Ia dijadwalkan menyampaikan pidato resmi kepada rakyat Prancis dalam beberapa hari mendatang, sekaligus menyiapkan susunan pemerintahan barunya.

Apakah ia mampu membuktikan janji “perubahan besar”, atau justru menyusul pendahulunya yang tumbang dalam waktu singkat? Waktu akan menjawab.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru