Selasa, 30 Desember 2025

Paus Leo XIV: Rencana Perdamaian Gaza Trump Realistis, Harap Hamas Dapat Menerimanya


 Paus Leo XIV: Rencana Perdamaian Gaza Trump Realistis, Harap Hamas Dapat Menerimanya Paus Leo XIV berbicara kepada wartawan di Castel Gandolfo (@VaticanNews)

VATICAN CITY, ARAHKITA.COM – Paus Leo XIV menilai rencana perdamaian Gaza yang digagas Presiden AS Donald Trump bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai langkah yang realistis. Dalam percakapan singkat dengan wartawan di Castel Gandolfo, Paus berharap Hamas dapat menerima proposal tersebut demi menghentikan kekerasan dan membebaskan para sandera.

“Sejauh ini, tampaknya merupakan proposal yang realistis. Ada beberapa elemen menarik di dalamnya, dan kami berharap Hamas bisa menerimanya sesuai tenggat waktu yang ditentukan,” ujar Paus Leo XIV, Selasa (30/9/2025) malam.

Krisis Kemanusiaan Gaza dan Armada Bantuan

Menanggapi armada bantuan kemanusiaan yang mendekati Gaza, Paus menyoroti sulitnya situasi di lapangan. Ia menekankan pentingnya menjaga keselamatan dan martabat semua pihak.

“Situasi ini mencerminkan keadaan darurat kemanusiaan yang nyata. Harapan kami, tidak ada kekerasan dan semua orang dihormati,” katanya.

Retorika Nuklir Amerika Serikat

Paus juga menyinggung retorika perang yang dilontarkan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dalam pertemuan dengan para pemimpin militer. Wacana penggunaan senjata nuklir disebutnya mengkhawatirkan.

“Cara berbicara seperti ini mencerminkan meningkatnya ketegangan. Kami harap itu hanya retorika semata,” ucapnya, merujuk pada keputusan Trump mengganti nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang.

Ia menegaskan, dunia tidak membutuhkan perang baru, melainkan upaya serius menuju perdamaian.

Persidangan Dana Vatikan

Soal persidangan terkait pengelolaan dana Tahta Suci, Paus memilih tidak memberikan komentar langsung. Menurutnya, proses hukum harus berjalan independen tanpa intervensi dari pihak mana pun.

“Sidang harus dilanjutkan. Saya tidak berniat ikut campur,” jelasnya.

Kontroversi Kardinal Cupich dan Senator Pro-Aborsi

Dalam sesi tanya jawab berbahasa Inggris, Paus ditanya mengenai kontroversi pemberian penghargaan kepada Senator Demokrat Dick Durbin oleh Kardinal Blaise Cupich. Durbin dikenal sebagai politisi pro-aborsi, meski sudah lama berkarier di Senat AS.

Paus menekankan bahwa menilai sosok publik tidak bisa hanya dari satu isu. Ia mengingatkan bahwa ajaran Gereja mencakup berbagai persoalan moral, mulai dari aborsi, hukuman mati, hingga perlakuan terhadap imigran.

“Pernyataan ‘menentang aborsi’ tetapi mendukung hukuman mati atau perlakuan tidak manusiawi terhadap imigran bukanlah sikap pro-kehidupan sejati. Kita harus melihat keseluruhan ajaran Gereja dan mencari jalan ke depan dengan rasa saling menghormati,” tegasnya dilansir Vatican News.

Agenda Paus SelanjutnyaPaus Leo XIV meninggalkan Castel Gandolfo pada Selasa (30/9/2025) malam dan dijadwalkan kembali ke Vatikan setelah Audiensi Umum. Esoknya, ia akan bertemu lebih dari 400 pemimpin agama dalam acara internasional “Meningkatkan Harapan untuk Keadilan Iklim” yang digelar Gerakan Focolare.

Acara ini juga akan menjadi momentum peringatan 10 tahun ensiklik Laudato si’ karya Paus Fransiskus, yang akan ditutup dengan “Perayaan Harapan” bersama para pakar iklim, tokoh masyarakat sipil, dan perwakilan lembaga dunia.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru