Selasa, 30 Desember 2025

Prancis Siap Ambil Peran Khusus dalam Pengelolaan Gaza, Macron Tegaskan Dukungan untuk Otoritas Palestina


 Prancis Siap Ambil Peran Khusus dalam Pengelolaan Gaza, Macron Tegaskan Dukungan untuk Otoritas Palestina Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah) Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud (kiri) memimpin bersama Konferensi Tingkat Tinggi Internasional untuk Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara di markas PBB di New York, Amerika Serikat (22/9/2025). ANTARA/Xinhua/Li Rui/aa.

MESIR, ARAHKITA.COM – Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa negaranya akan memiliki peran khusus dalam upaya tata kelola Jalur Gaza di masa mendatang. Hal ini disampaikan Macron menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gaza di Mesir pada Senin (13/10/2025).

“Dalam hal tata kelola, Prancis akan berada di sisi Otoritas Palestina. Kami ingin memastikan bahwa Otoritas Palestina mendapatkan kembali perannya dan dapat merancang reformasi yang dibutuhkan untuk masa depan Gaza,” kata Macron kepada awak media setibanya di Sharm el-Sheikh, Mesir.

Macron juga menambahkan bahwa inisiatif perdamaian yang sedang digagas oleh berbagai pihak merupakan bagian dari langkah diplomatik jangka panjang. Ia menyebut bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan intensif dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas serta Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman Al Saud.

“Kami akan terus bekerja bersama mitra regional untuk memastikan stabilitas dan masa depan Gaza yang damai,” ujar Macron dilansir Antara.

Sebelumnya, pada 9 Oktober 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan kelompok Hamas telah mencapai kesepakatan untuk memulai tahap pertama rencana perdamaian Gaza.

Dalam tahap awal tersebut, Hamas sepakat membebaskan sandera Israel, sementara Israel akan menarik pasukannya ke garis yang telah disepakati serta membebaskan ratusan tahanan Palestina, termasuk mereka yang sebelumnya dijatuhi hukuman seumur hidup.

Langkah ini diharapkan menjadi titik awal bagi proses rekonsiliasi yang lebih luas, dengan dukungan aktif dari negara-negara seperti Prancis yang ingin memainkan peran konstruktif dalam perdamaian kawasan Timur Tengah.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru