Selasa, 30 Desember 2025

China Ancam Balas Jika Trump Lanjutkan Tarif 100 Persen untuk Impor


 China Ancam Balas Jika Trump Lanjutkan Tarif 100 Persen untuk Impor China Ancam Balas Jika Trump Lanjutkan Tarif 100 Persen untuk Impor. (Pixabay)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - China memperingatkan akan mengambil tindakan tegas jika mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melanjutkan ancamannya untuk mengenakan tarif 100% terhadap impor dari China. Peringatan ini datang di tengah kekhawatiran akan memanasnya kembali perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan Kementerian Perdagangan China pada Minggu (12/10), Beijing menuduh Washington sebagai pihak yang memicu ketegangan. Hal itu merespons pernyataan Trump pada Jumat sebelumnya, yang menyebutkan bahwa pemerintahannya akan mengenakan tarif baru serta memberlakukan kontrol ekspor tambahan terhadap perangkat lunak penting paling lambat 1 November.

"Ancaman tarif tinggi yang disengaja bukanlah cara menjalin hubungan dengan China," ujar juru bicara Kementerian Perdagangan, dikutip kantor berita Xinhua.

"Jika Amerika Serikat bersikeras mengambil jalan yang salah, China pasti akan mengambil langkah tegas untuk melindungi hak dan kepentingannya."

Pernyataan tersebut, dilansir CNA disampaikan saat kekhawatiran pasar meningkat. Indeks berjangka Dow Jones menunjukkan potensi penurunan 887 poin pada pembukaan perdagangan Senin, setelah sebelumnya merosot 879 poin (1,9%) pada Jumat. Diperkirakan sekitar USD 2 triliun telah menguap dari pasar saham AS akibat ketegangan ini.

Trump mencoba meredakan kekhawatiran melalui unggahan di Truth Social:

"Jangan khawatir tentang Tiongkok, semuanya akan baik-baik saja! Presiden Xi yang sangat dihormati baru saja mengalami masa sulit. Beliau tidak menginginkan Depresi melanda negaranya, begitu pula saya. AS ingin membantu Tiongkok, bukan menyakitinya!!!"

Sementara itu, Senator JD Vance mengatakan dalam wawancara di Fox News bahwa Presiden Amerika memiliki lebih banyak kartu dibanding China dalam perang dagang ini, namun menyerukan Beijing untuk memilih jalan yang masuk akal.

Penyebab ketegangan terbaru juga terkait keputusan China membatasi ekspor tanah jarang, seperti holmium, erbium, europium, dan ytterbiumyang penting bagi industri teknologi AS. Trump menyebut langkah itu sebagai tindakan "sangat bermusuhan", sementara Beijing menegaskan bahwa kontrol ekspor bersifat sah dan tidak melarang penggunaan sipil.

Kementerian Perdagangan China menekankan bahwa semua permohonan ekspor untuk penggunaan sipil masih dapat disetujui. “Perusahaan yang bergerak di sektor sipil tidak perlu khawatir,” ujar juru bicara.

Ketegangan meningkat setelah AS sebelumnya menambah daftar perusahaan China yang dibatasi ekspornya, sebagai bagian dari upaya menutup celah dalam regulasi ekspor teknologi, khususnya cip.

Di luar AS, pasar saham global ikut terpengaruh. FTSE 100 Inggris turun hampir 1% pada akhir pekan, dan pasar berjangka menunjukkan potensi pelemahan lanjutan di London dan New York. Sementara itu, Bitcoin sempat anjlok 8% usai pernyataan Trump, namun pulih 4% pada Minggu setelah China menahan diri untuk tidak membalas secara langsung.

Analis keuangan menilai ancaman tarif Trump berisiko mengguncang kembali pasar global yang selama ini telah mengalihkan fokus dari isu tarif.

“Ini bisa menjadi strategi Trump untuk memicu negosiasi lebih cepat,” kata Michael Brown, analis dari Pepperstone, mengacu pada pendekatan ‘eskalasi untuk de-eskalasi’ yang kerap digunakan Trump di masa lalu.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru