Loading
Arsip - Papan pengumuman penutupan Gedung Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, 6 Oktober 2025. Pemerintah AS memasuki hari kelima "shutdown" atau penutupan pemerintahan, setelah Kongres gagal menyetujui RUU belanja tahunan. (ANTARA FOTO/Xinhua/Li Rui/rwa)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Amerika Serikat kembali menghadapi situasi pelik setelah gagal mengesahkan anggaran negara untuk tahun fiskal baru. Imbasnya, kegiatan pemerintahan (shutdown) kembali terjadi dan berdampak langsung ke berbagai program sosial, termasuk bantuan pangan di negara bagian Virginia.
Gubernur Virginia, Glenn Youngkin, resmi menyatakan keadaan darurat pada Kamis (23/10/2025) waktu setempat. Keputusan ini diambil lantaran program bantuan gizi tambahan atau SNAP (Supplemental Nutrition Assistance Program) terancam berhenti pada 1 November mendatang.
“Lebih dari 850 ribu warga Virginia akan kehilangan akses terhadap bantuan pangan. Saya tidak akan membiarkan warga yang lapar dijadikan alat tawar-menawar politik di Washington,” tegas Youngkin dalam pernyataannya.
Youngkin mendesak dua senator Demokrat dari Virginia, Mark Warner dan Tim Kaine, untuk segera menyetujui anggaran dan menghentikan kebuntuan politik yang disebutnya sebagai “kebodohan yang menyengsarakan rakyat”.
Dampak Shutdown di AS
Shutdown terjadi ketika Kongres gagal mengesahkan anggaran tahunan, menyebabkan sejumlah lembaga pemerintah harus menghentikan sebagian atau seluruh operasionalnya. Kondisi ini bukan kali pertama terjadi di Amerika, tetapi setiap kali terjadi, jutaan warga menjadi korban langsung akibat terhentinya layanan publik.
Tahun fiskal baru di AS dimulai setiap 1 Oktober, dan tanpa persetujuan anggaran baru, pemerintahan federal otomatis lumpuh.
Sebelumnya, mantan Presiden Donald Trump pernah menyatakan bahwa shutdown dapat dijadikan “momen efisiensi”, karena memungkinkan pemerintah memangkas jumlah pegawai serta biaya operasional. Namun, langkah itu sering menuai kritik karena dinilai mengorbankan kesejahteraan publik dilansir Antara.
Krisis Politik yang Terulang
Kebuntuan politik antara Partai Republik dan Demokrat kerap menjadi penyebab utama shutdown. Dalam situasi ini, Gedung Putih biasanya berupaya menyesuaikan prioritas program, termasuk memangkas atau menunda program sosial yang dianggap tidak penting oleh pihak berkuasa.
Namun bagi negara bagian seperti Virginia, dampaknya nyata: warga berpenghasilan rendah terancam kehilangan akses terhadap pangan, layanan publik tertunda, dan ekonomi lokal ikut tertekan.
Dengan status keadaan darurat, Glenn Youngkin berharap pemerintah negara bagian dapat mengerahkan sumber daya tambahan untuk membantu masyarakat paling terdampak sambil menunggu Kongres mencapai kesepakatan.