Selasa, 30 Desember 2025

Paus Leo XIV Tegaskan Sikap Gereja Soal Keluarga, Kehidupan, dan Perdamaian


 Paus Leo XIV Tegaskan Sikap Gereja Soal Keluarga, Kehidupan, dan Perdamaian Paus Leo XIV bertemu dengan anggota Korps Diplomatik. (Vatikan News)

VATIKAN, ARAHKITA.COM - Paus Leo XIV, paus pertama asal Amerika Serikat, menegaskan kembali ajaran inti Gereja Katolik mengenai keluarga, kehidupan, dan perdamaian global dalam pidato perdananya kepada korps diplomatik Vatikan, Jumat (16/5).

Dalam sambutannya, Paus menegaskan definisi keluarga menurut Gereja sebagai “persatuan stabil antara seorang pria dan wanita”, serta menggarisbawahi martabat bayi yang belum lahir dan orang tua sebagai ciptaan Tuhan. Pernyataan ini menjadi sinyal awal bahwa kepemimpinannya akan tetap berpijak pada ajaran tradisional Katolik mengenai pernikahan dan aborsi, demikian dilaporkan The Independent.

Paus Leo mengatakan keluarga didasarkan pada 'persatuan antara seorang pria dan seorang wanita'. Paus baru tersebut telah menegaskan ajaran inti Katolik tentang pernikahan dan aborsi

Ia menegaskan definisi gereja tentang keluarga yang didasarkan pada persatuan yang stabil antara seorang pria dan seorang wanita, dan menekankan martabat yang melekat pada bayi yang belum lahir dan orang tua sebagai ciptaan Tuhan.

Selain isu sosial, Paus Leo juga menyerukan revitalisasi diplomasi multilateral dan dialog antaragama untuk memajukan perdamaian dunia, mencerminkan fokus global kepausannya sejak awal masa jabatan.

Pertemuan dengan korps diplomatik ini, sebuah protokol standar setelah konklaf kepausaN yang memungkinkan baru secara resmi menyambut perwakilan dari lebih dari 180 negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Takhta Suci.

Status Takhta Suci sebagai negara berdaulat, yang diakui berdasarkan hukum internasional, juga memberinya status pengamat di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pertemuan ini mendahului Misa pelantikan resmi Paus Leo yang dijadwalkan pada hari Minggu (18/5)

Sikap Paus Leo Terhadap Perempuan di Gereja

 

Sebelum terpilih sebagai paus, Kardinal Robert Prevost memimpin reformasi penting di bawah Paus Fransiskus dengan melibatkan perempuan dalam Dewan Vatikan untuk seleksi uskup. Meski Paus Leo XIV tetap menolak pentahbisan perempuan sebagai imam, banyak yang menilai gaya kepemimpinannya inklusif dan terbuka terhadap suara perempuan.

Maria Lia Zervino, salah satu perempuan pertama yang duduk di dewan tersebut, memuji Leo sebagai sosok yang mendengarkan dan menghargai partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan.

Ia tidak perlu belajar bagaimana melibatkan perempuan karena ia memang sudah melakukannya,” kata Zervino, mantan kepala Persatuan Organisasi Perempuan Katolik Dunia.

Zervino berharap Paus Leo akan melanjutkan semangat reformasi Paus Fransiskus dengan pendekatan khasnya sendiri.

 

 

 

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru