Selasa, 30 Desember 2025

Gusi Berdarah saat Sikat Gigi Jangan Dianggap Sepele, Ini Dampaknya bagi Kesehatan  


 Gusi Berdarah saat Sikat Gigi Jangan Dianggap Sepele, Ini Dampaknya bagi Kesehatan    Ilustrasi seseorang menjalani pemeriksaan gigi. (Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM  - Penyakit pada gusi kerap luput dari perhatian masyarakat. Padahal, gusi yang bermasalah bisa menjadi pintu masuk kuman dan bakteri ke dalam tubuh, yang jika dibiarkan berlarut-larut berpotensi memicu infeksi hingga penyakit tidak menular.

Guru Besar Ilmu Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Amaliya, drg., M.Sc., Ph.D, mengungkapkan bahwa salah satu tanda paling awal dari peradangan gusi adalah keluarnya darah saat menyikat gigi.

“Saat selesai menyikat gigi dan terlihat ada darah di ludah atau pasta gigi, itu sudah menjadi tanda bahwa gusi mengalami peradangan. Sayangnya, kondisi ini sering dianggap sepele,” ujar Prof. Amaliya dalam diskusi kesehatan gusi di Jakarta, Rabu (17/12/2025). 

 Dampak Serius Jika Penyakit Gusi Dibiarkan

Menurut Prof. Amaliya, kerusakan gusi yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi peradangan pada tulang penyangga gigi. Kondisi ini berisiko menyebabkan gigi goyang hingga lepas, dan kerusakan tersebut tidak dapat dipulihkan seperti semula.

Selain mengganggu fungsi mengunyah, masalah gusi juga dapat menurunkan produktivitas karena penderita harus menjalani perawatan intensif. Lebih jauh lagi, peradangan kronis pada gusi dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit metabolik, seperti diabetes dan gangguan kardiovaskular.

Ciri-Ciri Penyakit Gusi yang Perlu Diwaspadai

Prof. Amaliya menilai edukasi masyarakat terkait penyakit gusi masih sangat minim. Beberapa tanda yang sering muncul antara lain:

- Gusi berwarna merah atau tampak membesar

- Mudah berdarah

- Bau mulut

- Gusi terasa lunak atau gatal

 “Gejala-gejala ini sering dianggap ringan, padahal bisa menjadi tanda awal penyakit gusi yang serius,” jelasnya.

Merokok Perparah Kerusakan Gusi

Kebiasaan merokok juga menjadi faktor risiko utama kerusakan jaringan pendukung gigi. Merokok menyebabkan penyempitan aliran darah ke gusi sehingga nutrisi ke jaringan gigi berkurang.

“Pada perokok, gusi terlihat pucat dan jarang berdarah, tapi justru itu tanda aliran darahnya terganggu. Akibatnya, proses penyembuhan luka di gusi menjadi tidak optimal,” kata Prof. Amaliya dikutip Antara.

 Rendahnya Kesadaran Periksa Gigi

Fakta lain yang mengkhawatirkan, sekitar 90 persen masyarakat Indonesia tidak memeriksakan giginya ke dokter gigi dalam satu tahun terakhir. Bahkan, hanya 6,2 persen penduduk yang mengetahui waktu menyikat gigi yang tepat, yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur.

Prof. Amaliya menegaskan bahwa pemeriksaan gigi secara rutin setiap enam bulan sekali sangat penting untuk mencegah peradangan gusi dan menekan risiko penyakit metabolik yang dapat diperburuk oleh kerusakan pembuluh darah di area gusi.

 

Editor : Patricia Aurelia

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Kesehatan Terbaru