Rabu, 31 Desember 2025

Menjejak ‘Gerbang Surga‘ Tianmen: Wisata Ikonik yang Aman dari ‘High Altitude Sickness‘


 Menjejak ‘Gerbang Surga‘ Tianmen: Wisata Ikonik yang Aman dari ‘High Altitude Sickness‘ Prof Tjandra Yoga Aditama berpose di depan Gunung Tiamen, Provinsi Hunan Tiongkok. (Foto: Dok. Pribadi)

Catatan Perjalanan Prof Tjandra Yoga Aditama

GUNUNG Tianmen di Tiongkok selalu berhasil memikat imajinasi para pelancong dunia. Pemandangan tebing yang tegak menjulang, kabut tipis yang menyelimuti hutan, serta ikon utamanya—Heaven’s Gate atau “Gerbang Surga”—membuat gunung ini terasa seperti negeri dongeng yang turun ke bumi. Prof Tjandra Yoga Aditama menjadi salah satu yang menapaki perjalanan menakjubkan ini, dan mencatat pengalamannya menjelajahi salah satu destinasi alam paling dramatis di Hunan.

Heaven’s Gate sendiri adalah lubang raksasa di sisi gunung yang konon terbentuk akibat gempa besar ribuan tahun lalu. Kini, formasi alam tersebut menjadi magnet wisata sekaligus arena bagi beragam olahraga ekstrem. Untuk sampai ke area ini, pengunjung naik cable car superpanjang yang sering disebut sebagai salah satu yang terpanjang di dunia. Dari sana, perjalanan berlanjut dengan melewati tujuh rangkaian eskalator yang menembus perut gunung, membawa pengunjung ke kaki Heaven’s Gate.

Perjalanan belum usai, karena masih ada lima eskalator tambahan sebelum mencapai puncak utama dan berjalan di atas skywalk kaca yang menempel di tebing.

Meski menguji adrenalin, Gunung Tianmen tetap tergolong aman bagi wisatawan dari sisi kondisi medis. Dengan ketinggian sekitar 1.500 mdpl, Tianmen tidak masuk kategori lokasi yang berisiko menimbulkan high altitude sickness atau sindrom gunung tinggi. Kondisi ini biasanya baru perlu diwaspadai saat pendakian mencapai 3.000 mdpl ke atas, ketika kadar oksigen dan tekanan udara turun secara signifikan.

Prof Tjandra menjelaskan bahwa sindrom ketinggian memiliki dua kelompok besar, yakni akut dan kronik.

Pada kondisi akut terdapat tiga bentuk:

  • Acute altitude sickness yang umum terjadi,
  • High altitude pulmonary edema (pembengkakan paru),
  • High altitude cerebral edema (gangguan otak dan saraf).

Sementara gangguan kronik, yang juga dikenal sebagai Monge disease, sangat jarang dan biasanya terjadi pada penduduk yang tinggal di ketinggian ekstrem di atas 4.000 mdpl. Bentuk gangguannya antara lain:

  • High altitude polycythemia (gangguan sel darah),
  • Perubahan tekanan darah,
  • High altitude heart disease (gangguan fungsi jantung).

Dengan demikian, wisatawan yang berkunjung ke Tianmen bisa lebih tenang: rutenya mungkin mendebarkan, tetapi risikonya terhadap sindrom ketinggian sangat rendah. Yang perlu disiapkan justru stamina, rasa ingin tahu, dan keberanian untuk menikmati salah satu pemandangan paling spektakuler di Asia.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Leisure Terbaru